Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com
Rindu Kita di Komunikasi Maya
"Bu Er naik berapa kilo?" celetuk penasaran Ika rekan kerjaku saat melihat pipiku yang makin menggembul.
"Ah, mbak Er kayaknya biasa saja" komentar Lenny buatku sumringah seketika sambil tentunya memegang pipiku yang tembem ini.
"Memang iya ya?"
Selama WFH atau Work Form Home, entah sadar atau tidak, kegiatan di rumah akan terus berulang. Bangun pagi lalu meminta daftar hadir siswa yang diakhiri pemberian nilai dengan kegiatan selama lima jam lamanya. Tentu dengan kegiatan refleksi memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci atau menyapu teras rumah.
"Oh kangen juga memakai seragam kerja".
~~0~~
Siang itu, ibu kepala sekolah memberikan informasi bahwa akan ada rapat bulanan di sebuah aplikasi.
"Yah, aku kan gak punya? Pinjam handphone ibunda saja deh" seketika menemui ibu dan meminta izin untuk mengunduh aplikasi tersebut.
Sejam lamanya aku dan teman-teman bercengkrama. Saling bertanya kabar, menanyakan menu berbuka hingga ke topik utama tentang ujian sekolah. Seketika azan waktu ashar terdengar yang mengharuskan pertemuan daring saat itu harus diakhiri.
Tiba-tiba salah seorang rekan kerjaku yang bernama Bima mengirimkan pesan ke dalam grup whatsapp memberikan informasi bahwa aplikasi yang baru saja kami pakai sangat berbahaya. Aplikasi tersebut dapat meretas informasi penting di handphone kami dengan cara menyusup. Seketika grup pun riuh.
Dalam hati ku membatin, "Untung pakai handphone ibu yang tidak ada aplikasi perbankan di dalamnya".
Hingga suatu waktu grup pun sepi dan pembahasan tentang aplikasi berbahaya itu hilang. Mungkin sudah dapat di antisipasi, "Mudah-mudahan tidak ada hal-hal yang merugikan".
Pemakaian Aplikasi Daring
Saat ini aplikasi pertemuan di dunia maya sangat beragam. Hampir pemakaiannya sama, tinggal isi data pribadi, pasang foto untuk profil dan masuk ke dalam obrolan. Mudah dan menyenangkan. Di handphone yang aku pegang tanpa sadar telah terpasang aplikasi bawaan namun mungkin tak banyak orang menggunakan karena tak terkenal. Jadi dapat dikatakan, semakin komunitas mengajak untuk daring dengan suatu aplikasi maka aplikasi itu akan melesat pemakaiannya.
Bagaimana dengan diriku?
Sebenarnya aku tak terlalu menyukai panggilan daring dengan video call. Justru dengan berbicara saja lebih mengasyikan, mengapa? "Ya jelas karena bisa tiduran, gulingan, rebahan bahkan bisa sambil mengemil, hohoho". Tapi tentunya aku suka mengobrol, bercengkrama, menanyakan kabar, hingga iseng mengirimkan pesan suara kepada sahabat hingga rekan kerja.
Bentuk Perhatian
Tak hanya covid19, rindu pasti akan terpapar dengan teman kerja karena merekalah keluarga kedua dalam kehidupan sehari-hari di tempat kerja. Selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran biasanya mengobrol menceritakan perilaku siswa. Saat ini selesai daring hanya bisa rebahan sambil iseng cek instagram. Tak ada salahnya untuk menyapa, sekedar membahas kegiatan pembelajaran hingga pemotongan tunjangan yang sekarang sedang viral di tempat kerjaku.
"Yah memang harus di ikhlaskan"
Masing-masing menguatkan agar tak terpikiran hingga imun menyusut.
"Bisa-bisa tambah susut loh mbak Er kalau mikirin" ledek Ika kembali saat kami membahas pemotongan tunjangan lewat video call di aplikasi whatsapp.
Nah saat itu, kami agak berlebihan, lebay bahasa gaulnya. Kami iseng memakai seragam pramuka lengkap dengan kacu.
"Ya ampun guee kangen banget dengan seragam ini" pekik Yunita dengan riangnya.
"Btw, saya ngepres nih, gak bisa dikancing" celoteh ibu hamil harnita saat itu.
"Aku sih biasa aja, Cuma pipi yang tembem, ya gak mbak Er" dengan seringai senyuman kecil mengarah kepadaku.
"Hmm... bisa jadi sih" aku membalas seringai senyumannya walau tak nyaman karena seragam yang tak bisa terpasang dengan benar.
Aaah... bagaimana pun sehat semua untuk kalian ya... semoga pandemi ini cepat berakhir dan kita dapat bersekolah kembali.