Gaya hidup dan humaniora dalam satu ruang: bahas buku, literasi, neurosains, pelatihan kognitif, parenting, plus serunya worklife sebagai pekerja media di TVRI Maluku!
Alasan Mengapa Kacang Bawang Selalu Habis Duluan
Anjuran jangan sering-sering makan kacang karena bisa bikin jerawatan, sepertinya tidak berlaku saat Hari Lebaran tiba.
Seingat saya, justru kacang adalah salah satu camilan Lebaran yang paling digemari para tamu yang berkunjung ke rumah untuk silaturrahmi.
Ibu saya biasanya bisa menyiapkan 5 hingga 6 kilogram kacang tanah, untuk diolah menjadi kacang bawang. Ya camilan kacang bawang menjadi sajian andalan di keluarga kami.
Baru ditaruh sebentar saja sudah ludes dibabat para tamu, tak terkecuali, tua, muda, maupun anak-anak. Biasanya kacang bawang hanya akan bertahan 3 hari di rumah kami. Di hari keempat, bisa dipastikan toples kacang bawang sudah kosong melompong.
Meskipun sajian camilan yang kami sediakan beraneka ragam jenisnya seperti; nastar, kastangel, putri salju, telur gabus, dan masih banyak lagi. Kacang bawang tetaplah selalu yang diincar lebih dulu. Wajar kalau ia pasti jadi camilan yang habis duluan.
Memang camilan kacang bawang termasuk yang mudah diterima di lidah masyarakat Indonesia. Jangan heran kalau banyak perusahaan makanan yang memproduksi camilan kacang ini secara massal. Produknya pun dikemas dengan konsep yang cantik dan menggugah selera.
Para pelaku UMKM juga masih menjadikan kacang bawang sebagai produk camilan andalan mereka. Selain praktis dan mudah dibuat, setiap tahunnya kacang bawang tak pernah sepi peminat. Ia selalu bisa bersaing dengan camilan kering Lebaran lainnya. Dengar-dengar, omset yang didapatkan penjual pun tidak bisa dibilang sedikit.
Menurut saya, ada dua alasan mengapa kacang bawang selalu habis duluan.
Alasan pertama, karena kacang bawang adalah camilan saat ngobrol yang bikin suasana berkesan santai.
Kita tahu bahwa momen lebaran adalah saat-saat berkumpul dengan keluarga besar, yang anggota-anggotanya kadang tidak bertemu dalam kurun waktu yang lama. Maka diperlukan pemecah keheningan saat bicara, salah satunya adalah ngemil kacang bawang tentunya. Suara kriuk-kriuk saat Anda menggigit dan mengunyah kacang, memberi kesan relaks pada lawan bicara, sehingga suasana jadi tidak begitu kikuk.
Kacang tanah juga memiliki kandungan triptofan yang berperan dalam meningkatkan serotonin, sehingga bisa membuat suasana hati lebih kondusif, jauh dari rasa galau. Jadi, bagi Anda para jomlo yang khawatir ditanya "Kapan menikah?"saat bertemu keluarga besar, bisa makan kacang bawang dulu sebelum menjawab pertanyaan pamungkas itu. hehe
Alasan kedua, karena kacang bawang juga bisa jadi kudapan pendamping di piring saat menyantap menu utama.
Apakah Anda pernah melihat orang-orang memakan opor ayam, dan membubuhkan sedikit kacang bawang ke dalam kuah opor di mangkoknya? Saya sering melihatnya. Apalagi bila sang tuan rumah tidak menyiapkan kerupuk untuk menemani makanan utama. Kacang bawang adalah substitusi kerupuk yang tak kalah gurih dan renyahnya.
Tapi bagaimanapun juga, ingatlah bahwa memakan sesuatu dengan berlebihan itu tidak baik, termasuk bila kebanyakan mengkonsumsi camilan kacang bawang.
Berat badan yang bisa cepat bertambah, jerawatan serta ancaman gangguan pencernaan adalah efek samping terlalu banyak memakan camilan ini. Ada baiknya Anda tetap mempraktikkan mindfulness dalam makan camilan Lebaran.
Baca juga "Yuk, Praktikkan Mindfulness dalam Berbelanja, Memasak, hingga Makan"
Selain itu, karena Lebaran tahun ini masih dalam situasi pandemi Covid-19, maka kegiatan silaturahmi sudah pasti tidak lagi secara tatap muka. Camilan kacang bawang, ada baiknya dikirim sebagai parcel Lebaran saja.
Selamat mempersiapkan Lebaran Anda.
---
22 Ramadan 1441 H