Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Jurnalis

Menulis gaya hidup dan humaniora dengan topik favorit; buku, literasi, seputar neurosains dan pelatihan kognitif, serta parenting.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Jadikan Covid-19 Akselerator Kebangkitan Nasional

20 Mei 2020   22:10 Diperbarui: 20 Mei 2020   22:17 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadikan Covid-19 Akselerator Kebangkitan Nasional
(Ilustrasi: Olah pribadi)

Hari Kebangkitan Nasional 2020 ini kita peringati di tengah pandemi. Karenanya tulisan ini ingin mengajak kompasianer merenung sejenak.

---

Lihatlah, betapa pun hidup kita dijeda selama masa-masa ini, segala sesuatu justru dipercepat.

Perubahan emosi kita dipercepat.

Anak-anak dipaksa tumbuh dan memahami segalanya lebih cepat

Orang tua dipaksa berkorban lebih banyak dan melakukan segalanya lebih cepat.

Para medik atau pun pendidik harus kebut bertindak tepat

Trend-trend baru merapat

Prasangka kita terhadap orang lain pun dipercepat

Defisit kepercayaan terhadap pemerintah pun melesat.

Polarisasi seperti ada pada kecepatan maksimum nya.

Kegagalan dan kekacauan di-ekspos dengan melaju

Sementara harapan-harapan baru dipatahkan terburu-buru.

Disinformasi dan propaganda skala kilat bertalu-talu

 

Tapi ...

Saya yakin, kemudi masih bisa kita belok kan.

Bagaimana bila Covid-19 diarahkan pada arah mata angin yang di awal-awal menjadi tujuan?

Yakni ke arah akselerator bagi trend yang di awal-awal sempat berkumandang.

Trend solidaritas, persatuan dan kekompakan.

Trend yang pernah di-akselerasi oleh semangat perlawanan para pendahulu negeri.

Trend Kebangkitan Nasional.

Bila emosi kita berubah, kita tahan-tahan luapan nya

Bila anak-anak terus bertanya kita jelaskan sesuai pemahaman nya

Bila sebagai orang tua kita merasa overload, jangan ragu minta bantuan dan berbagi peran

Bila peran profesi terasa didesak dan tergesa-gesa, tarik nafas sebentar dan ingat-ingat tujuan pengabdian

Bila kelaziman baru muncul di mana-mana, berhenti mengeluh dan cobalah beradaptasi

Bila prasangka memenuhi hati, coba ingat-ingat hal baik yang sudah dilalui

Bila sudah sebegitu lebar polarisasi, mari menemukan kesamaan-kesamaan kecil sekali lagi

Bila yang buruk-buruk terlalu sering lewat kuping, mari membuka lebar mata pada yang baik-baik.

Halau berita-berita yang memecah belah, amplitudo harapan-harapan.

Entah menang atau berdamai, tapi jangan patah arang

Jangan lagi bilang terserah! Bangkit dan bersemangatlah!

Covid-19 mungkin adalah akselerator krisis terhandal, tapi ia juga bisa jadi akselerator versi baru Kebangkitan Nasional.

Bila segalanya dirasa terlalu cepat, tak perlu terlalu dirisaukan.

Jadikan masa-masa ini seperti latihan

Layaknya momen latihan di Ramadan, yang terlalu cepat kini berganti Lebaran.

---

Renungan 27 Ramadan 1441H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun