Eva Syilva
Eva Syilva Freelancer

Saya sedang belajar membuat tulisan. Silakan dikoreksi jika keliru. :)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Janda dan Nona Manis, Kue Tradisional yang Turut Meramaikan Lapak Pedagang Takjil

9 April 2022   20:25 Diperbarui: 9 April 2022   20:31 3727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Janda dan Nona Manis, Kue Tradisional yang Turut Meramaikan Lapak Pedagang Takjil
Kue nona manis/ Instagram.com @vitakwee

“Dari banyaknya jenis kue yang bisa dijual di bulan Ramadan, kenapa pilih jualan janda dan nona manis?” tanyaku pada seorang perempuan muda yang turut berburu berkah Ramadan dengan berjualan takjil.

“Janda dan nona manis ini selain enak, rasanya cocok juga kalau disandingkan sebagai jajanan di bulan Ramadan,” jawabnya diikuti tawa.

Perempuan ini memang suka tertawa bahkan untuk hal yang bagi orang lain tidak lucu. Selain suka tertawa, dia juga gemar memasak penganan tradisional. Kue janda dan kue nona manis adalah dua dari sekian banyak kudapan lezat yang dapat dibuatnya.

Sebut saja inisialnya FH (atas permintaannya sebab dia gemar memisteriuskan diri). Setiap hari selama bulan Ramadan, ia aktif memproduksi kue nona manis dan kue janda untuk dijajakan di lapak pedagang takjil yang tak jauh dari rumahnya.

Kue nona manis dan kue janda merupakan kudapan tradisional yang familiar bagi masyarakat Sulawesi. Konon katanya waktu sembuhkan kedua kue ini berasal dari Sulawesi Selatan. Selain namanya yang unik, makanan kecil ini juga sama-sama berwarna cerah.

Kue nona manis umumnya berwarna hijau. Camilan yang satu ini terbuat dari tepung terigu, gula pasir, santan, maizena, dan pasta pandan yang dicampur menjadi adonan yang homogen lalu dimasak.

“Dimasak sampai meletup-letup. Kalau sudah agak berat pas diaduk, berarti sudah bisa diangkat,” kata FH menjelaskan.

Setelah mendidih, adonan berwana hijau itu dimasukkan ke dalam cetakan kue kemudian bagian atasnya ditambahi vla yang terbuat dari campuran santan kental, tepung terigu, dan sedikit garam. Terakhir, adonan dikukus hingga matang.

Kue nona manis memiliki tekstur yang lembut dengan perpaduan rasa manis dan gurih.

Tuntas membahas nona manis, saya mengajak FH beralih ke kue janda. Kue janda merupakan penganan berisi pisang yang dibalut dengan adonan ubi serta dilengkapi taburan gula dan parutan kelapa mengkal di bagian atasnya.

Kue janda/ dokpri
Kue janda/ dokpri

Dalam membuat kue janda, mulanya ubi diparut lalu diperas. Setelah kadar airnya berkurang, parutan ubi dicampur dengan santan, mentega, dan pewarna makanan. Biasanya FH menggunakan yang berwarna merah.

Adonan parutan ubi merupakan bagian terluar dari kue janda sedangkan isiannya adalah potongan pisang masak yang telah direbus terlebih dahulu. Tingkat kematangan pisang menjadi salah satu kunci kelezatan kue janda. Pengalaman memproduksi kue ini membuat FH memiliki kriteria tersendiri dalam memilih pisang yang digunakan.

“Pisangnya harus yang sudah masak. Makin masak, makin enak. Paling bagus kalau pakai pisang yang di kulitnya ada bintik-bintik hitam."

Setelah diberi isian pisang, adonan kue janda dicetak menyerupai bentuk kapsul, kemudian dikukus. Langkah terakhir adalah memberi topping yang terbuat dari campuran gula pasir dan parutan kelapa mengkal. Sampai di sini, kue janda telah siap untuk dinikmati.

Cerita panjang FH tentang kue yang dibuatnya membuat saya dapat menarik kesimpulan bahwa perempuan ini adalah jenis langka yang patut dilindungi. Tidak banyak anak muda sepertinya yang tau dan mau membuat kue tradisional yang (agaknya) ribet di tengah banyaknya resep kue modern yang praktis.

Bagi FH, menjual kue nona manis dan kue janda bukan hanya suatu upaya untuk berburu cuan di bulan puasa, namun juga merupakan ikhtiar melestarikan warisan kuliner Nusantara.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun