RAMADAN Pilihan

Mengenang dengan Kehangatan: Tradisi Ziarah Kubur di Hari Kemenangan

18 April 2024   22:35 Diperbarui: 18 April 2024   22:43 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenang dengan Kehangatan: Tradisi Ziarah Kubur di Hari Kemenangan
Dokumentasi Pribadi: ziarah Kubur Bersama Keluarga

Artinya: "Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah)." (HR. Hakim).

Berdasarkan kedua dalil di atas, ziarah kubur merupakan salah satu ajaran agama Islam yang dianjurkan oleh syariat bahkan tergolong sebagai sunnah. Artinya jika melakukan ziarah kubur sesuai dengan ketentuan syariat, maka akan mendapatkan pahala dan hikmah dari perbuatan tersebut.

Dalam berziarah atau "nyekar", peziarah datang ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) dengan membawa bunga dan menaburkannya ke pusara makam. Membacakan doa agar Allah SWT mengampuni almarhum/almarhumah yang telah berpulang terlebih dahulu. 

Ada berbagai doa ziarah kubur yang bisa dipanjatkan, mulai dari ucapan salam kepada ahli kubur, al-Fatihah, Yasin, tahlil, hingga doa untuk memohonkan ampunan.

Sebelum berdoa mereka membersihkan area kuburan, mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh di atas pusara makam, menyapu daun-daun yang berserakan dan menggosok porselin kuburan hingga mengkilat.

Lebaran Penuh Makna

Pada lebaran tahun ini saya bersama keluarga menyempatkan ke makam kakek dan nenek untuk berziarah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sibondet, Kerandegan, Banjarnegara. Kami berangkat ke tempat pemakaman itu setelah melaksanakan salat Idulfitri dan hahal bihahal. 

Sesampainya di makam, kami langsung membersihkan area makam dan berdoa yang terbaik untuk kakek dan nenek yang telah meninggal dunia. Setelah mendoakan dan membersihkan area makam kakek dan nenek, saya menyempatkan untuk hahal bihalal dengan Mbah Tris sebagai juru kunci dari pemakaman tersebut.

Dokumentasi Pribadi: Bersama Mbah Tris dan Istrinya
Dokumentasi Pribadi: Bersama Mbah Tris dan Istrinya

Tidak lupa saya juga bertanya-tanya mengenai tradisi ziarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sibondet, Kerandegan. Tradisi ziarah ini sudah menjadi kebiasaan dari desa Kerandegan yang biasa disebut dengan "nyekar". Tradisi ini terus terjadi dari tahun ke tahun. 

Dari bincang-bincang bersama Mbah Tris, beliau menyatakan bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai juru kunci ini hanya karena mengharap ridho Allah SWT.

"mbah mempunyai prinsip dalam bekerja di pemakaman, yaitu menjalankan semuanya karena ibadah. Ibadah itu saya punya dasar "ikhlas", kalau dikasih ya diterima, kalau tidak dikasih ya jangan minta, " Ujar Mbah Tris sebagai juru kunci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun