Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Administrasi

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Mari Tingkatan Kesabaran dalam Menghadapi Cobaan

3 April 2022   21:15 Diperbarui: 3 April 2022   21:19 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari Tingkatan Kesabaran dalam Menghadapi Cobaan
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Seketika hati dan raga ini menyebutkan keagungan Allah SWT, betapa tidak bawasannya kita sebagai manusia masih tidak mampu menerima keikhlasan jika kadang cobaan yang dekat dengan kita itu sebenarnya salah satu ujian. Bukan hanya semata mata hanya masalah sosial, politik, publik dan ekonomi yang mewarnai hari hari terakhir. Nyatanya semua hal hal ini dapat dilihat dari pendekatan manusia kepada pencipta-Nya juga sebaliknya.

Dalam Quran Al Quran Surat Al Baqarah ayat 155 telah diwahyukan sebagaimana ayat tersebut diterjemahkan pada Bahasa Indonesia

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,

Bukankah ketakutan itu sekarang terlihat pada hari hari belakangan ini? Dalam hal yang dekat semacam takut akan kematian? Mungkin lebih terasa pada korban korban perang seperti saat ini di Ukraina, juga kadang saya merasa semacam rasa tidak aman akibat perbedaan pendapat yang netizen selalu benar tidak mau menerima perbedaan pendapat, yang kadang menghakimi seakan sudah betul saja hidupnya. Pada maut yang dekat pada kawan kawan kita yang masih berjuang dari Covid19 dan Long covid dan ditempa musibah yang beragam.

Pada kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Mungkin dapat di lihat dari berkurangnya pendapatan semenjak pandemi, hilangnya pekerjaan, kesulitan mencari pekerjaan kemudian, godaan riba yang terkutuk bahkan langkanya minyak goreng , kemudian disertai kenaikan harga bahan ppn ke 11% juga pada naiknya harga bakar minyak yang otomatis berdampak pada beragam kebutuhan dasar dan pokok.

Dari ayat ini saya mulai berfikir sesungguhnya inilah cobaan dari Allah Ta'ala dimana kita harus mampu menghadapinya dengan bijak, bukan hanya komat kamit di medsos dan saling kutuk dan salah menyalahkan pada manusia berjabatan yang kerjanya dipertanyakan. Toh memang dasarnya setan itu jika bukan hanya tersebut dari kalangan Jin karena sebagian besar dari kalangan manusia, atau mungkin diri kita sendiri? Mungkin ini teguran untuk kita lebih dekat dengan Allah SWT.

Salah satu cara Allah SWT menguji dengan harta dimana sebagian orang orang memanfaatkan keadaan ini dengan segala cara untuk memperkaya diri serasa harta akan selalu dimiliki. Entah itu pemimpin kita sendiri atau orang orang yang memiliki akses pada hal hal yang dasarnya menyangkut hajat hidup orang banyak. Semoga kita selalu diberikan jalan Allah SWT yang di ridhai-Nya agar terhindar dari hal hal yang tidak sejalan dengan perintah-Nya.

Kadang lebih mirisnya jika si serakah tersebut seorang muslim, tanpa melukai dan bermaksud mencederai penganut ajaran Agama lainnya. Toh proses menjadi "setannya" pada tanda kutip pada manusia yang menjadi pendosa bukan berurusan pada agama yang dianut tetapi pada diri mereka sendiri. Mereka yang telah berakal, tahu budi dan bahasa, mengerti mengenai hal juga norma yang benar dan salah masih berusaha memenuhi hajat duniawi dengan cara yang tercela.

Kadang apakah jika kita mengeluh dengan keadaan yang serba susah itu tanda menyerah pada cobaan Allah SWT, sehingga akhirnya timbul ketakutan pada diri saya sendiri dimana saya lemah dan menyerah bahkan pada cobaan duniawi seperti ini. Ya Allah SWT berikanlah kami kekuatan untuk tetap bertahan di bumi fana yang tercipta untuk tetap tangguh dan dalam jalan luruh yang Engkau ridhai. Amin

Bulan Suci Ramadhan telah datang membuka satu lagi keikhlasan pada tidak selamanya kita tidak harus melakukan hal hal yang sama seperti kebiasaan akibat halangan yang menghampiri toh hal tersebut bukanlah kewajiban. Karena kadang ada banyak cara Allah SWT menghadirkan pahala. Sesungguhnya berpuasa juga menahan hawa keinginan untuk selalu bermewah mewah, yang mungkin kiranya goreng gorengan tersebut pada minyak yang langka dan mahal saat ini menjadi mudharat bagi kehidupan umat dewasa ini, wallahu alam.

Teringat pula pada kisah Nabi Yusuf AS yang di buang saudaranya dengan dibuang ke dalam sumur, diselamatkan sekawanan musafir, akhirnya di jual sebagai budak, di jahati majikan perempuannya yang tidak behasil menggodanya. Dijebloskan pada penjara serta hampir dilupakann oleh teman yang sama sama di penjaranya. Sampai akhirnya teman yang hampir lupa itu teringat akan mukjizat Nabi Yusuf untuk mengartikan mimpi mimpi.

Nabi Yusuf AS yang sebelumya masih di penjara dipanggil ke istana, saat itu sang Raja penguasa Mesir bermimpi dimana beliau melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus, tujuh tangkai gandum yang hijau, dan tujuh tangkai lainnya yang kering.

Dimana nabi Yusuf AS mengartikan mimpi tersebut melalui mukzijat yang di dapatnya dari Allah SWT mengenai tujuh tahun kedepan negeri akan subur dan selanjutnya tujuh tahun kemudian negeri akan dilanda dengan bencana . Sehingga saran dari Nabi Yusuf adalah dari surplus tujuh tahun pertama negara dan rakyat mesti berhemat tidak boros untuk menghadapi tahun tahun berat kedepan.

Nabi Yusuf diangkat kemudian sebagai penasehat kerajaan, kesabarannya berbuah manis karena Allah SWT tidak akan melupakan hambanya yang tawakal dan sabar. Diakhir cerita kita ketahui jika akhirnya Nabi Yusuf bisa bersatu kembali dengan Ayahnya Nabi Yakub AS, memaafkan saudaranya yang lain dangan ikhlas dan tulus.

Dari sini kita dapat belajar bahwasanya dalam kesabaran dan keteguhan yang penuh dengan cobaan lagi rintangan, dimana jika teguh hati kita pada Allah SWT maka setelahnya akhir waktu kita dihadapkan dengan ujian yang berat kemudian akan membuahkan hasil yang setimpal dengan apa yang kita lalui. Tak salah lah pepatah apa yang ditanam itu yang dituai.

Mari kita berasama sama memperbaiki diri dan mengharap ampunan dan keridhaan Allah SWT , apalagi bersama dalam Bulan Ramadhan bulan yang penuh rahmat, berdoalah kita agar dijadikan manusia manusia yang selamat dan lulus sebagai penerima janji janji-Nya yang nyata baik di Dunia dan Akhirat kelak. 

Pakulonan Barat, 3 April 2o22

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun