Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Administrasi

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Memasak Bukan Hanya Hobi tapi Bertahan Hidup

13 April 2023   20:34 Diperbarui: 13 April 2023   20:50 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memasak Bukan Hanya Hobi tapi Bertahan Hidup
Dok Pribadi

Salah satu hobi yang mungkin saya sangat nikmati saat ramadhan adalah memasak, mencoba satu resep ke resep lain. Anehnya menunya tidak beragam hanya seputar percirengan, perdimsuman dan masak tumis tumisan. Saat Ramadhan juga rerata orang jabodetabek mengkonsusi gorengan dari bala bala , tahu isi, risol dan bihun goreng dengan sajian saus kacang.

Hobi memasak tidak banyak merugikan untuk sorang laki-laki, tukang nasi goreng, tukang bakso dan beragam pemasak didominasi oleh para lelaki bukan? memasak bukan sekedar hobi juga sebuah kebutuhan bagi jomblo pekerja seperti saya agar tetap survive

Dengan memasak secara tidak langsung juga mengurangi beban membeli makanan jadi sehingga menghemat pengeluaran. Memasak adalah hobi yang mungkin bisa mencuankan juga tentu mengenyangkan.

Bukan hal baru bagi saya sebetulnya cireng, Biasanya di Kuningan Jawa Barat hanya memanggil Aci saja tanpa perlu sebutan Aci digoreng - Cireng, karena rerata memang Aci di goreng, pengecualian kalau acinya sudah di proses jadi produk lain semodel cilok dan cilor.

Cireng idola saya adalah yang ada santan dan kelapanya, pokoknya niat recook ini luar biasa sekali lantaran mengenang rasa yang biasa nenek saya sajikan, maklum saya di besarkan nenek saya dari lahir sampai beliau menghadap Allah SWT. Saking kangennya maka cara menebusnya adalah menikmati apa yang biasa di cemil saat kenangan itu mengudara. Al fatihah buat Emak.

Cireng dengan isian oncom adalah keunikan yang saya temukan saat sekolah dasar, rasanya super bagi saya juga karena saya memang pecinta oncom, nasi tutug oncom, oncom leunca adalah sajian istimewa bagi saya. Sampai akhirnya cireng mulai diisi menggunakan beragam toping, saya nikmati tapi yang autentik memang susah di lawan. Sampai saat SMA ada kakak kelas yang berjualan cireng saya adalah pembeli paling banyak, saking raosnya.

Untuk dimsum sendiri saya adalah salah satu penyuka siomay. Dimsus sebetulnya adalah makanan ringan yang menemani santai terutama sambil ngeteh, tapi pengertiannya ya siomay sioamay yang pakai kulit pangsit beragam rasa adalah Dimsum. PAdalah dari deretan makanan sebetulnya dari bakpau kecil, siomay, pangsit, hakau, dumpling berama rasa dari kukus sampai goreng adalah bagiannya. 

Saya membuat siomay dan dumpling tujuannya untuk bertahan hidup. Panganan ini bisa disimpan dalam keadaan beku minimal semingguan karena tanpa pengawet, bisa jadi lauk yang menyehatkan karena saya sendiri yang memasukan beragam sayuran dan protein secara seimbang, ya walau bukan ahli gizi tapi saya rasa sehat dan higienis juga halal. Cara memasaknya entah saya kukus, goreng atau seperti mengkosumsi gyoja dengan iar rebus betar sampai agak gosong deuh sedapnya.

Nah untuk tumis tumisan saya kadang terobsesi mengkosnsumi beragam jenis sayur, makanya kadang asik jika sore hari berebut dengan ibu ibu sayur sayur segar di kios gang belakang rumah, soalnya jika ke pasar mesti pagi dan harga tak jauh beda. 

Memasak juga dalam sebuah artike yang saya pernah baca memiliki kemampuan untuk mental healing, bukan tanpa sebab memasak perlu ketelitian dan proses yang dari yang mudah sampai yang ribet setngah mati. Memasak membuat tingkat kepercayaan diri meningkat apalagi tambahan jika nyatanya masakan kita disetujui oleh rekan yang mencicipi. 

Dalam hal ini tentu masakan yang kita buat sudah pasti bukan yang gosong atau gagal, karena memang hobi otomatis kita akan gempur segala macam teknik, juga lidah saat mencoba masih berfungsi baik. Tanpa mencicip juga inshaAllah rasa dapat di adu deh, berkat nonton Janggem saat SMA 18 tahun lalu dimana ada situasi dia kehilangan indra pengecap dia menggambarakan rasa tanpa perlu dicicip dan rasanya woke woke saja malah raja suka.

Dari memasak sendiri bukan hanya sekedar hobi juga sebagai bentuk healing, bentuk mencintai diri sendiri adalah sebuah pencapaian, terkadang saya kira mungkin ada sebagaian resep yang bisa cuan kelak, ya namanya juga cita cita harus dibesarkan dan di pupuk sejak dini bukan?

Semua selalu ada prosesnya dan ternyata kenikmatan yang hakiki bukan hanya dari menikmati hasil akhir tetapi dari semua proses yang kita hadapai dan lalui. akhir artikel ini nikmatilah kerjamu jika sempat nikmati hobimu inshaAllah hidup akan lebih warna warni. Salam super

Dok Pribadi
Dok Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun