Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |
Ekivalensi Beribadah, Masjid di Beijing Ramah untuk Disabilitas
Tiga ruang utama digunakan untuk shalat jum'at dengan satu ruang sebagai basement biasanya dikhususkan bagi jamaah shalat yang terlambat. Terdapat selasar atau ruang lapang juga yang digunakan sebagai shalat jum'at, serta halaman depan juga digunakan untuk hal yang sama. Tidak hanya untuk shalat jam'ah, di masjid juga terdapat 3 ruang kelas untuk pembelajaran.
Ciri khas shalat Jum'at masjid di Beijing
Hampir seluruh masjid di Beijing melaksanan ibadah shalat jumah dengan cara yang sama. Muslim di Beijing menganut mahzab Hanafi. Satu hal yang membuat heran adalah ketika pelaksanaan shalat berjamaah, disana lebih cenderung untuk melaksanakan shalat di akhir waktu.
Sedangkan yang menonjol dan perlu saya informasikan adalah pada pelaksanaan shalat jum'at yang menganut mahzab Hanafi, karena Sebagian besar dari kita melaksanakan mahzab Syafi'i, tentunya akan sedikit heran jika pertama kali melaksanakan shalat disana.
Di Beijing, shalat jum'at dimulai pada pukul 12.00 waktu setempat (selisih satu jam lebih cepat dibandingkan dengan Indonesia), ibadah shalat jum'at diawali dengan Adzan pertama. Setelah dilaksanakan dikumandangkan adzan, keempat imam tetap masjid Haidian memasuki masjid untuk melaksanakan shalat sunnah serta satu Imam bertugas untuk melaksanakan khutbah. Jangan kaget ya, khutbah dilaksanakan dalam Bahasa setempat (mandarin).
Seusai melaksanakan khutbah pertama, maka selanjutnya imam beserta jamaah melaksanakan shalat sunnah qobliyah jumah. Pasca shalat selesai, Imam yang melaksanakan khutbah pertama bertugas untuk melakukan adzan kedua. Selanjtunya, terdapat imam lain yang naik mimbar untuk melaksanakan khutbah kedua, namun dalam Bahasa arab.
Imam kedua yang telah selesai melaksanakan khutbah kedua ini adalah orang yang memimpin shalat juma'at. Sebelum shalat jum'at, iqamah dilaksanakan oleh muadzin yang melaksanakan khutbah pada tahap pertama. Sebagai informasi, shalat jum'at selalu penuh oleh jama'ah, diprediksi setiap minggunya lebih dari 200 jama'ah hadir dari berbagai negara di belahan dunia.
Inilah yang menjadi penciri khas rangkaian ibadah shalat jum'at di hampir seluruh masjid yang berada di Beijing. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, begitu pepatah mengatakan. Meskipun kita berbeda mahzab, tapi tetap satu dalam rangkaian ibadah seorang muslim.
Fasilitas penyandang disabilitas
Jika kita berkeliling masjid yang dapat kita jangkau di kota Beijing, kita akan banyak menemui masjid dengan gaya arsitektur yang sama. Salah satunya adalah fasilitas seperti wudhu dan kursi bagi penyandang disabilitas. Tidak hanya itu, tempat wudhu pun di desain untuk kepentingan serupa.
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa jamaah yang akan melaksanakan shalat telah disediakan fasilitas untuk penyandang disabilitas serta untuk lansia. Sebelum pelaksanaan shalat dimulai, mereka sudah berada ditempat duduk, melaksanakan shalat sunnah, dan membaca Al-Qur'an dengan logat khas mandarin.
Jika diperhatikan dan diperbandingkan dengan kondisi banyak masjid di Indonesia, baru beberapa saja yang benar-benar menerapkan masjid ramah disabilitas. Hal ini tentunya menjadi keprihatinan bersama, yang mana Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar dunia.
Program ramah disabilitas untuk masjid harus dipikirkan oleh arsitek yang mendesain bangunan masjid-masjid di Indonesia. Bagaimana jika sudah terlanjur?, masih ada waktu perbaikan dan renovasi untuk program ini. Anggaran kas jama'ah yang besar setiap minggunya dapat digunakan untuk renovasi tersebut.