fatmasari titien
fatmasari titien Penulis

ibu profesional, pembelajar dan pegiat sosial.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Berpuasalah dan Nikmati Keistimewaannya

16 April 2021   19:25 Diperbarui: 16 April 2021   19:25 2094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpuasalah dan Nikmati Keistimewaannya
Sumber: Ummu Musthafa

Ramadhan adalah bulan puasa. Di dalamnya, Allah perintahkan syari’at puasa selama sebulan penuh. Perintah ini Allah firmankan dalam QS Al Baqarah 183

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumiddin menulis bahwa puasa menjadi sangat istimewa dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya. Sebab Allah sendiri yang akan langsung memberikan balasannya, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dalam sebuah hadits qudsi:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ ‏.‏ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Setiap amal perbuatan anak Adam menjadi miliknya yang dilipatgandakan kebaikannya (pahalanya) sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat.
Allah berfirman, “Kecuali puasa, karena sesungguhnya ia milik-Ku dan Aku akan membalasnya sendiri. Orang yang berpuasa itu meninggalkan nafsu dan makanannya demi Aku”.

Bagi orang yang berpuasa akan meperoleh dua kebahagiaan yakni kebahagiaan saat dia ifthar (berbuka) dan kebahagiaan tatkala berjumpa dengan Rabb-nya. Sungguh khuluf (bau mulut orang yang berpuasa) lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Muslim)

Mengapa puasa dikhususkan?
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “hadits yang agung ini menunjukkan akan keutamaan puasa dari beberapa sisi;

  1. Sesungguhnya Allah khususkan puasa untuk diri-Nya dari amalan-amalan lainnya, hal itu karena keutamaannya di sisi-Nya, cintanya dan tampak keikhlasannya untuk-Nya subhanahu.

Karena puasa merupakan rahasia seorang hamba dengan Tuhannya, tidak ada yang melihatnya kecuali Allah. Karena orang yang berpuasa, saat berada di tempat yang sepi mungkin baginya untuk mengkonsumsi apa yang diharamkan oleh Allah, namun dia tidak melakukannya. Karena dia meyakini bahwa meski tak ada orang yang melihat, Allah Maha Melihat segala apa yang dilakukannya. Maka dia tetap menahan diri karena takut akan siksa-Nya serta berharap pahala dari-Nya. Maka, Allah berterimakasih akan keikhlasan ini dengan mengkhususkan puasa untuk diri-Nya dibandingkan amalan-amalan lainnya.

Keistimewaan ini akan terlihat nanti di hari kiamat sebagaimana yang dikatakan oleh Sofyan bin Uyainah rahimahullah, “Ketika hari kiamat, Allah akan menghisab hamba-Nya. Dan mengembalikan tanggungan dari kezalimannya dari seluruh amalnya. Sampai ketika tidak tersisa kecuali puasa, maka Allah yang akan menanggung sisa kezaliman dan dia dimasukkan surga karena puasanya.”

  1. Allah berfirman, “dan Aku yang akan membalasnya.” Maka balasannya disandarkan kepada diri-Nya yang Mulia. Karena amalan-amalan saleh akan dilipatgandakan pahalanya dengan bilangan. Satu amalan kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali sampai berlipat-lipat. Sementara puasa, maka Allah sandarkan pahalanya kepada diri-Nya tanpa ada kadar bilangan. Allah subhanahu wa ta’ala adalah dzat yang paling dermawan dan paling mulia. Pemberian sesuai dengan apa yang diberikannya.

Puasa membutuhkan kesabaran, sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dari yang diharamkan Allah dan sabar terhadap takdir Allah yang menyakitkan dari lapar, haus dan lemahnya badan serta jiwa. Maka terkumpul di dalamnya tiga macam kesabaran. Maka orang puasa termasuk dalam golongan orang-orang sabar. Maka pahala bagi orang yang berpuasa sangat besar tanpa batas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun