Esensi Tradisi "Amplop THR" untuk Anak-Anak di Momen Lebaran
Idul Fitri adalah momen berkumpul bersama keluarga besar. Tak sedikit hal-hal istimewa hadir di momen ini, seperti salah satunya adalah tradisi berbagi amplop THR bagi anak-anak.
Bagi yang sudah dewasa dan bekerja tentu akan memikirkan membagi THR untuk anak-anak yang hadir di sekitarnya. Rasanya akan kurang afdol jika kita tidak menyediakan THR untuk mereka.
Meski harus mengeluarkan budget yang tidak sedikit, namun berbagi THR dengan sanak saudara adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Ada kepuasan batin serta kebahagiaan yang tidak ternilai harganya.
Bahkan, nominal yang kita keluarkan tidak sebanding dengan nilai kebersamaan di momen penuh keberkahan. Melihat wajah dan tawa sukacita dari mereka adalah rezeki yang tidak tergantikan oleh apapun.
Tradisi yang ditunggu-tunggu oleh Anak-Anak
Tidak dapat dimungkiri, berbagi THR adalah momen lebaran yang paling ditunggu-tunggu oleh kebanyakan anak-anak. Tak jarang mereka begitu antusias menunggu saat-saat THR akan dibagikan. Bahkan, tak jarang mereka menagih uang THR kepada sanak saudara yang hadir.
Bagi beberapa orang, barangkali menganggap ini adalah sebuah perilaku yang kurang sopan. Anak-anak yang menagih atau meminta THR dianggap memiliki mental "pengemis" sehingga dinilai kurang baik.
Namun, bagi sebagian orang hal ini adalah sebuah kewajaran dan normal. Mereka menilai, anak-anak adalah sosok yang lugu dan polos. Ketika ada yang dipikirkannya maka tak segan ia akan mengutarakannya dengan spontan.
Tidak dapat disalahkan juga, sebab tradisi sudah mengajarkan yang demikian kepada mereka. Lebaran Identik dengan pembagian THR, dan anak-anak merekam itu sebagai sesuatu yang biasa dilakukan. Ketika tidak dilakukan, mereka pun akan mempertanyakannya.
Saya pribadi setiap lebaran selalu menyiapkan uang pecahan antara 10 s.d 50 ribu rupiah untuk dibagikan kepada anak-anak di sekitar saya, baik anak tetangga, teman maupun sanak saudara.