Dzulfikar
Dzulfikar Full Time Blogger

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Begini Caranya Supaya Hidangan Berbuka Tidak Jadi Makanan Sisa

2 Mei 2020   07:17 Diperbarui: 2 Mei 2020   07:34 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Begini Caranya Supaya Hidangan Berbuka Tidak Jadi Makanan Sisa
Ilustrasi (dok eco-bali.com)

Ngomongin soal makanan sisa, asumsi saya sih jumlah makanan sisa pada bulan Ramadan setidaknya ada kenaikan dibandingkan dengan bulan lain pada umumnya. Mengapa? Karena kita cenderung ingin makan apa yang tidak bisa dimakan pada siang hari karena sedang berpuasa. 

Nah, keinginan itulah yang pada akhirnya berakibat menjadi makanan sisa. Karena setiap orang pasti punya batas untuk menghabiskan makanannya masing-masing. Apalagi jika semuanya hendak di santap dalam satu waktu, yaitu saat berbuka puasa.

Walhasil bisa saja makanan sisa tersebut terhimpun dan menambah jumlah makanan yang terbuang di dunia ini. Menurut laporan Tirto, ada sekitar 1,3 miliar ton makanan sisa yang terbuang setiap tahunnya. Sayang ya, bisa jadi kita semua ikut berkontribusi di dalamnya.

Ajaran Rasul tentang makan

Sebenarnya ajaran Rasulullah SAW dalam adab makan cukup jelas. Rasulullah SAW mengajarkan untuk berhenti sebelum kenyang. Maksudnya bukan hanya untuk menakar makanan yang diambil melainkan juga agar tidak berujung pada kebiasaan berlebihan. Selain itu juga demi kesehatan agar memberikan udara dan ruang di dalam perut.

Rasulullah SAW juga mengajarkan etika kepada makanan. Jika tidak dimakan, jangan disentuh apalagi diambil dan diletakkan di dalam piring. Betapa luhurnya akhlak Rasul hingga kepada makanan pun harus ada etika dan tata kramanya. Rasul mengajarkan agar tidak boleh menghina atau menghardik makanan di depan makananya itu sendiri. Jika tidak suka ya lewatkan begitu saja tanpa harus berkomentar macam-macam.

Mengajarkan sejak dini agar tidak membuang makanan

Dari ajaran itulah, biasanya saya mengajarkan anak-anak untuk mengambil sendiri makanannya. Karena berdasarkan pengalaman jika kedua anak saya yang berumur 4 dan 9 tahun diambilkan makanannya oleh ibunya kadang-kadang suka tidak dihabiskan, alasannya karena sudah kenyang. 

Nah, untuk menghindari hal tersebut berulang, akhirnya saya coba agar anak-anak mengambil makanannya sendiri, menakar porsi yang sesuai dengan perutnya masing-masing. Apalagi dalam kondisi sekarang yang dilanda dengan musibah pandemi di saat bulan Ramadan. Hidangan berbuka jangan sampai berujung di tempat sampah begitu saja.

Alhamdulillah, dengan cara tersebut akhirnya setiap makanan yang diambil selalu dihabiskan. Persoalan anak itu suka atau tidak memang balik lagi ke selera masing-masing. Jika dihidangkan lauk favoritnya, tak jarang anak-anak pun pasti nambah.

Limbah makanan mau dikemanakan?

Lalu bagaimana jika sudah melakukan tindakan preventif tetapi masih aja ada sisa makanan?

Untuk skala rumah tangga sebenarnya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Misalnya dengan memberikan sisa makanan kepada hewan peliharaan seperti kucing, ayam, kambing dan sebagainya.

Selain itu, kita juga bisa memilah makanan yang masih bisa dihangatkan dan makanan yang memang sudah rusak sehingga tetap harus dibuang. Jadi, makanan-makanan yang memang terpaksa dibuang ini sebenarnya bisa tetap dimanfaatkan sebagai kompos dengan diolahnya terlebih dahulu. Contoh pengelolaan limbah rumah tangga ini pernah saya saksikan sendiri di KBA Rawajati, Jakarta.

Untuk tingkatan yang lebih oke lagi bahkan ada yang memanfaatkan sisa makanan menjadi sumber energi baru, yaitu kompor dari gas yang dihasilkan dari sisa-sisa makanan yang difermentasi atau sistem digester.

Komunitas Zero Food Waste

Beruntung juga jika ada komunitas-komunitas yang mengumpulkan makanan sisa tapi layak makan untuk disumbangkan. Bahkan saya sempat membaca di media ternyata ada startup yang mengumpulkan sisa makanan resepsi pernikahan untuk ditampung dan dibagi-bagikan kepada tunawisma atau yang membutuhkan.

Saya juga jadi teringat kisah seseorang yang menceritakan bahwa ada beberapa kebiasaan orang yang membungkus makanan sisa dalam kondisi terpisah-pisah seperti membungkus makanan baru. Jadi, jika pun harus dibuang dan ditemukan oleh pemulung, masih bisa dikonsumsi dengan baik. Tapi, ya ini pun jadi opsi terakhir.

Selain itu, untuk beberapa restoran juga punya cara khusus dalam mengolah limbah makanan. Ada yang dibuang begitu saja, tetapi ada yang dibuang dengan cara terpisah sehingga makanan-makanan tersebut memang bisa dikonsumsi oleh orang-orang yang mengais makanan di tempat sampah. Agar miris juga sih membicarakannya. Tapi, ada lho kisah nyata yang memang hidup dari sisa-sisa makanan restoran cepat saji.

Maka, buat yang diberikan kecukupan makanan sepatutnya bersyukur dengan rejeki yang diberikan dengan cara tidak membiarkan makanan terbuang sia-sia. Karena di atas kebiasaan mubazir seperti itu, ternyata masih banyak orang yang kelaparan dan kesulitan mendapatkan makanan, terlebih dalam kondisi pandemi seperti ini kondisi rakyat yang kelaparan banyak diangkat ke permukaan.

Yuk, mulai sekarang, ambil secukupnya makanan kita dan jangan menyisakan makanan hingga menjadi sampah yang sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun