Firman Rahman
Firman Rahman Lainnya

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa Ramadan, Cara Mudah dan Murah untuk Detoksifikasi Tubuh

28 Maret 2023   06:27 Diperbarui: 28 Maret 2023   07:07 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Ramadan, Cara Mudah dan Murah untuk Detoksifikasi Tubuh
Ilustrasi Puasa Ramadan (Sumber: timeanddate.com)

Menjaga agar tubuh tetap dan selalu sehat adalah kewajiban kita masing-masing. Namun, terkadang menjaga tubuh selalu sehat masih memiliki peluang tubuh bermasalah, seperti cepat lelah, kulit bermasalah, atau sering sakit kepala, bila jawabannya 'Ya', maka berhati-hatilah, bisa jadi ini adanya racun yang menumpuk. Jangan bingung, ada cara paling mudah untuk membasmi racun atau toksin dakam tubuh, apalagi saat ini bertepatan dengan Bulan Ramadan, karena Puasa Ramadan, cara mudah dan murah untuk detoksifikasi tubuh.

Mengutip berbagai catatan tentang toksin atau racun dalam tubuh, yang pernah ditulis oleh Agus Suroso, maka toksin atau racun ini harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Apabila jumlahnya sudah sedemikian banyak makan racun akan menumpuk dan bisa menyebabkan toksemia, yaitu suatu kondisi keracunan di dalam darah.

Puasa dan Detoksifikasi

Ternyata racun dalam tubuh bisa berasal dari dalam yang disebut dengan endogenus atau yang berasal dari luar yang disebut dengan eksogenus.

Ada pun yang endogenus, seperti sisa metabolisme, radikal bebas, produksi hormon yang berlebihan yang disebabkan karena stress, gangguan fungsi hormon dan juga bakteri penyakit yang ada dalam tubuh.

Sedangkan faktor eksogenus seperti polutan, obat-obatan, hormon pada ternak, makanan yang diproses, lemak trans dan juga mikroba.

Tubuh sebenrnya memiliki mekanismenya sendiri untuk menangani racun, yaitu dengan mengeluarkan keringat, berkemih dan juga buang air besar, yang merupakan detoksifikasi atau proses pengeluaran racun dari tubuh secara alami.

Namun, ternyata proses tersebut di atas masih belum menyelesaikan semua masalah, terdapat penyebab yang membuat mekanisme alami tersebut menjadi terganggu.

'DETOKSIFIKASI' menjadi jawaban atas masalah yang ada dalam tubuh untuk memperoleh zat gizi yang tepat dan juga memberikan kesempatan tubuh untuk melakukan proses pembuangan.

Sedangkan organ yang berperan dalam proses detoksifikasi adalah saluran usus dan liver. Namun, yang perlu diperhatikan disini adalah detoksifikasi yang hanya menfokuskan pada proses pengeluaran racun saja malah sangat membahayakan, karena akan memberi tekanan pada kedua organ di atas, yaitu usus dan liver.

Baca juga: Tips Sehat dan Bugar Saat Puasa Ramadhan.

Diantara berbagai cara sistem detoksifikasi, seperti detoks xenobiotik dan detoks antioksidan, maka detok yang sangat diperrcaya menjadi detok yang mudah dan aman adalah "Puasa" yang dilakukan pada Bulan Ramadan yang dilakukan oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Berdasarkan berbagai referensi maka detoksifikasi sebaiknya dilakukan satu kali dalam satu tahun dengan jangka waktu 30 sampai 40 hari. Nah, yang menjadi catatan disini, semakin tidak sehat, tentu semakin sering dan juga butuh waktu lama untuk proses detoksifikasi.

Dalam proses puasa seperti yang dilaksanakan umat Muslim selama 30 hari, maka secara alamiah usus akan membersihkan diri. Pada saat yang sama, organ tubuh lainnya seperti hati dan lambung akan beristirahat.

Seperti yang kita ketahui bahwa hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh yang memiliki tugas paling berat, yang berfungsi untuk menyaring segala sesuatu yang telah dikonsumsi, termasuk yang diserap dari permukaan kulit. Dengan melakukan puasa, maka akan terdapat jeda beberapa jam untuk hati beristirahat.

Selama menjalankan puasa, alangkah baiknya bila untuk sementara menahan dulu keinginan untuk mengonsumsi makanan yang bisa menyebabkan asam. Ada pun makanan pembentuk asam tersebut seperti makanan yang mengandung protein (hewani), pati dan juga lemak.

Tentu saja hal ini akan berefek pada tubuh dengan munculnya asidosis, yaitu penurunan keasaman darah (di bawah 7,35).

Peroses mengeluarkan racun ini pada awalnya akan terasa lamban, apalagi bila racun tersebut sudah terbentuk sangat lama. Memang proses ini sangat lama dan panjang dan tentu saja tidak nyaman. Namun yang harus diingat adalah manfaat setelah puasa dalam rangka detoksifikasi ini, seperti:

  • Kulit menjadi bersih, sehat, lembut dan juga kencang.
  • Berat badan turun.
  • Daya ingat meningkat.
  • Kadar gula darah, tekanan darah, fungsi liver dan ginjal menjdi lebih baik.
  • Sembuhnya gejala-gejala penyakit, seperti alergi, sakit kepala, kembung dan sebagainya.

Jadi, mengapa masih meragukan puasa? Semoga sedikit catatan tentang "Puasa Ramadan, cara mudah dan murah untuk detoksifikasi tubuh" ini bermanfaat dan memberi keyakinan yang kuat untuk tetap dan selalu melaksanakan ibadah puasa khususnya di Bulan Ramadan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun