Mewujudkan Keberkahan di Bulan Ramadan dengan Sedekah Berkualitas dan Tepat Sasaran
Selain berbagai di atas, dari berbagai referensi terdapat catatan yang harus diperhatikan dalam pemberian sedekah ini:
Betapa banyak sedekah yang dilakukan secara asal-asalan, dari barang yang paling murah, kualitas yang jelek, rasa yang tidak karuan, dengan alasan untuk dibagi-bagikan. Padahal dengan memberi yang baik hal ini berarti menghargai si penerima sedekah, dan berarti sama nilainya dengan menghargai diri sendiri.
Contoh yang bisa dilihat dan bisa saja hal ini terjadi pada lingkungan Anda, sedekah mukena diterima, kemudian tidak dipakai, karena bahan atau kainnya membuat gerah dan panas, yang membuat tidak konsentrasi dalam sholat, terlalu menerawang karena tipis. Nah yang menjadi pertanyaan dimana letak keberkahan dari sedekah mukena tersebut bagi si pemberi bila tidak memiliki nilai guna.
Kue lebaran misalnya, kemudian diterima, dimakan, namun kemudian dimuntahin, karena tidak enak dan hanya rasa tepung saja, dan sisanya teronggok dan menjamur, yang akhirnya berada di tempat sampah. Nah dimana letak keberkahan bagi pemberi bila sedekahnya tidak membawa makna?
Dari sini bisa disimpulkan alangkah lebih baik bisa memberi menu yang istimewa atau pemberian yang bagus, yang pada akhirnya bisa memberi kebahagian bagi pihak penerima.
Sedekah memang bebas, namun sebaik-baiknya sedekah adalah sama seperti kita yang memberikannya dan kita juga menginginkannya. Jangan menyedekahkan sesuatu yang kita sendiri tidak mau memakannya, karena pada dasarnya kualitas sedekat tersebut sangat mencerminkan kualitas hati kita.
Kualitas sedekah itu mencerminkan level ketaatan kita pada Sang Maha Kaya, Alloh SWT
Itu sedikit informasi dan catatan tentang "Mewujudkan Keberkahan di Bulan Ramadan dengan Sedekah Berkualitas dan Tepat Sasaran". Semoga informasi tersebut bermanfaat dan menjadi pengingat bagi kita bahwa memberikan sedekah itu harus yang terbaik dan kita pun menyukainya.