Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi
Arus Balik Dimulai, Jangan Sampai Tubuh Kelelahan Saat Kembali ke Rutinitas
Setelah beberapa hari menikmati kebersamaan dengan keluarga di kampung halaman, tibalah saatnya untuk kembali ke kota dan menghadapi realitas. Euforia liburan mulai mereda, tetapi tantangan baru menanti di perjalanan arus balik. Kemacetan panjang, waktu tempuh yang tidak menentu, hingga kondisi fisik yang sudah terkuras akibat aktivitas selama liburan, semua ini bisa menjadi kendala serius jika tidak diantisipasi dengan baik.
Banyak orang berpikir bahwa mudik hanya tentang pulang kampung dan bersilaturahmi. Namun, sedikit yang benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi arus balik yang tak kalah melelahkan. Padahal, perjalanan pulang ini sering kali menjadi penyebab utama menurunnya kebugaran dan produktivitas seseorang setelah liburan.
Dampak dari arus balik tidak hanya terbatas pada rasa lelah sesaat. Jika tubuh tidak siap, seseorang bisa mengalami gangguan kesehatan, penurunan konsentrasi saat bekerja, bahkan stres yang berlarut-larut. Oleh karena itu, memahami bagaimana perjalanan pulang ini bisa mempengaruhi kondisi tubuh serta cara mengatasinya adalah langkah penting yang tidak boleh diabaikan.
Mengapa Arus Balik Bisa Lebih Melelahkan dari Mudik?
Ketika pertama kali berangkat mudik, semangat yang tinggi membuat rasa lelah sering kali tidak terlalu terasa. Ada antusiasme untuk bertemu keluarga, menikmati masakan khas kampung halaman, serta melepas rindu dengan suasana yang sudah lama tidak dinikmati. Namun, saat arus balik, kondisinya bisa berbeda jauh.
Kamu sudah mengalami beberapa hari yang padat dengan berbagai aktivitas berkunjung ke sanak saudara, menghadiri acara keluarga, bahkan mungkin begadang menikmati momen kebersamaan. Pola makan dan tidur yang berubah drastis selama liburan pun menjadi alasan dalam menguras energi.
Di sisi lain, arus balik sering kali lebih padat dibandingkan perjalanan mudik. Semua orang kembali ke kota secara bersamaan, menyebabkan kepadatan di jalan raya maupun stasiun dan bandara. Kemacetan yang tak terhindari membuat waktu tempuh semakin panjang, sehingga tubuh semakin kelelahan.
Tidak hanya itu, faktor psikologis juga turut berperan. Setelah menikmati kenyamanan dan kebersamaan di kampung halaman, kembali ke realitas pekerjaan dan rutinitas bisa menjadi beban tersendiri. Perasaan enggan untuk kembali ke rutinitas ini bisa mempengaruhi energi dan motivasi seseorang, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas setelah kembali dari liburan.
Dampak Arus Balik terhadap Kesehatan dan Produktivitas
Perjalanan panjang dalam kondisi yang tidak ideal bisa membawa dampak negatif yang lebih besar daripada yang dibayangkan. Salah satu efek yang paling umum adalah kelelahan ekstrem. Tubuh yang dipaksa untuk tetap aktif tanpa istirahat yang cukup akan mengalami penurunan daya tahan, sehingga lebih rentan terhadap penyakit seperti flu, demam, atau gangguan pencernaan.
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025