M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Penulis

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengupas Fenomena Reuni Bukber yang "Katanya" sebagai Ajang Pamer

14 Maret 2024   15:38 Diperbarui: 14 Maret 2024   15:41 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengupas Fenomena Reuni Bukber yang "Katanya" sebagai Ajang Pamer
Ilustrasi bukber by Kumparan

Pahami juga skala prioritas atas ajakan kawan lama ini. Jika masih bisa ditemui di lain waktu dan berdomisili di kota yang sama, tak ada salahnya untuk melakukan pertemuan di lain waktu.

LIHAT CIRCLE PERTEMANAN

Hal penting selanjutnya yang harus diperhatikan adalah circle pertemanan. Kita pasti punya dong bestie ataupun geng dari zaman sekolah, kuliah, hingga kerja. Jika sahabat/geng kamu ini justru tidak ikutan bukber karena satu dan lain hal, maka rasanya akan sedikit hambar jika memaksakan ikut.

Meski memang masih ada kawan lain yang bisa kita temui, akan ada beberapa hal yang rasanya kurang berkesan jika tak dihadiri oleh orang yang memang benar-benar lebih dekat dengan kita. Tapi kembali lagi ke pilihan masing-masing ya. Jika masih oke ya bisa saja dilanjut.

TEMAN YANG BAIK TAK AKAN MENGUNGKIT PENCAPAIAN

Ini masih ada keterkatian dengan poin sebelumnya, yaitu tentang teman dekat. Jika kita punya teman yang benar-benar mengerti kita, dia pasti sudah tahu atas segala kondisi yang terjadi di hidup kita sekalipun jarang bertemu.

Hal ini seharusnya menjadi hal yang otomatis diperhatikan, dan teman kita tak perlu mengungkit soal pencapaian yang berlebihan. Cukuplah berbincang santai dengan nostalgia dan topik ringan.

Ilustrasi by genmuda.com
Ilustrasi by genmuda.com

Teman yang baik juga tidak akan membiarkan kita untuk melupakan kewajiban ibadah kepada Sang Pencipta. Jangan sampai temanmu itu menghalangi kegiatan ibadah seperti sholat magrib, isya, dan tarawih.

MEMAHAMI SETIAP ORANG PUNYA WAKTU DAN TEMPATNYA SENDIRI

Ini adalah hal yang bisa kita lakukan jika terlanjur ikut bukber dengan kawan lama tapi malah terlanjur mendengar pencapaian orang lain. Tentu tak bisa dihindarkan dan kita pun tak mungkin menuntut kawan untuk berhenti menceritakan soal pencapaiannya. Itu artinya yang bisa dilakukan adalah dari diri sendiri.

Pahamilah bahwa masing-masing dari kita punya waktu dan perannya sendiri. Tidak semua pencapaian harus diraih sebelum umur 30, tidak semua yang sudah menikah lebih bahagia, dan tidak semua pencapaian dilakukan dengan mudah karena masih ada perjuangan yang dilewati.

Kita juga kan tidak tahu bahwa setiap orang akan memberikan versi terbaiknya di publik, entah secara langsung atau lewat sosial media. Di belakang bisa saja ada kesedihan yang juga dialami. Intinya, tak semua yang terlihat bahagia akan selamanya bahagia.

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun