Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Bincang-bincang Hidup Sehat ala Lansia Bukit Jambi Menjelang Bukber
Setelah dua tahun terkendala dengan pandemi Covid-19, akhirnya tahun ini bisa menikmati indahnya berbuka puasa bersama. Kali ini, Comdev Batutua Waykanan Minerals (BWKM) berkesempatan untuk melakukan Buka Puasa Bersama (Bukber) kelompok masyarakat lanjut usia (Lansia) di Bukit Jambi-Baradatu, Way Kanan, Lampung.
Berbuka merupakan momen yang dinantikan oleh umat Islam setelah menjalankan ibadah puasa seharian. Dan sepanjang bulan Suci Ramadan, tradisi Bukber seringkali dilakukan secara bersama-sama.
Tak hanya dilakukan bersama di dalam keluarga inti: ayah, ibu dan anak-anak. Tetapi lebih luas lagi. Bersama dalam keluarga besar, dengan tetangga, paguyuban, teman kantor, teman kuliah atau dalam organisasi.
Usia pun tak dibatasi. Tua dan muda. Kelompok pria dan wanita. Bapak-bapak dan ibu-ibu. Semua berkumpul dan bersyukur bersama, termasuk saling mendoakan dan menjalin silaturahim.
Indahnya berbagi, terlihat nyata dalam tradisi bukber ini. Mungkin saja kemasan acara berbeda-beda, tergantung pada cara penyiapannya. Namun selama saya mengikuti rangkaian kegiatan Bukber, biasanya diadakan kegiatan ceramah terlebih dahulu sebelum waktunya untuk berbuka.
Ketika tiba untuk berbuka, takjil pun bisa dinikmati bersama. Ada kurma, ada es buah, kolak atau puding. Tergantung pada tangan-tangan trampil yang telah terbiasa menyiapkannya. Yang pasti, semuanya tersedia dalam rasa yang manis. Tetapi bagi yang karena satu dan lain hal menghindari rasa manis berlebihan, masih ada air putih. Semuanya bisa dinikmati penuh syukur setelah seharian penuh menjalani ibadah puasa.
Makan bersama baru akan dilakukan setelah sholat bersama. Sholat tetap terpisah, antara bapak-bapak dan ibu-ibu. Gerakan-gerakan sholat, dilakukan secara seragam dan rapi tanpa komando. Tak ada suara selain suara imam.
Lebih dari itu, saudara-saudara yang menjalankan ibadah puasa seharian juga membuka diri bagi yang tidak menjalankan ibadah puasa. Baik kepada sesama muslim yang karena halangan tertentu tidak dapat berpuasa hari itu, maupun terhadap kelompok non-muslim.
Saya yang memiliki keyakinan yang berbeda, pun turut berbahagia. Sejak kuliah, sering berkesempatan untuk menghadiri kebersamaan dalam berbuka puasa. Terutama bersama dengan teman-teman seangkatan. Kebiasaan itu, tetap berlanjut hingga kini.