Hadenn
Hadenn Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Turki dalam Mengolah Sampah, Termasuk "Uswatun Hasanah"?

26 Maret 2024   07:43 Diperbarui: 31 Maret 2024   17:15 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Turki dalam Mengolah Sampah, Termasuk "Uswatun Hasanah"?
Ilustrasi Turki - Bangunan Hagia Sophia. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Tak bisa dipungkiri Turki sudah menjadi salah satu negara Islam terdepan untuk urusan mengolah 'dapur' mereka. Semua pekerjaan mulai dari peraturan, infrastruktur, hingga rencana jangka panjang dikerjakan dengan luar biasa. Meski, tidak terlihat perubahan signifikan dari kesadaran masyarakat di sana.

Bagaimanapun, harus diingat Turki masih salah satu terbaik di dunia. Mereka sudah menempuh perjalanan panjang untuk sampai titik ini, terutama untuk urusan infrastruktur, dengan kecepatan perkembangan sekencang sekarang, bukan tidak mungkin negeri Kebab itu menjadi contoh untuk negara-negara Eropa Barat dalam 10 tahun ke depan. 

Kita semua tahu tak kurang dua minggu Ramadan menetap di dalam negeri, dan masalah sampah semakin menjadi-jadi, entah memang selalu karena ragam tradisi, atau peningkatan daya beli masyarakat memang melonjak pada bulan ini. 

Sebagai warga biasa, kita tak pernah tahu. Akan tetapi, Turki ini tak pernah mengalami semua ini, sebagai negara Mereka selalu siap.

Tak bisa dibantah mereka masih kalah dengan Eropa, juga bukan negara paling mendekati sempurna dalam mengolah sampah. Namun, untuk kasus negara kita, terlebih dalam suasana Ramadan seperti hari ini, boleh jadi meniru cara Turki adalah kunci. Harus dikatakan tak ada yang salah dengan meniru selama tidak merugikan, justru untuk urusan ini menguntungkan semua. Misi menghapuskan sampah bukan masalah suatu negara, tetapi masalah bersama.

In earthquake epicentre, Turkey's Erdogan remains popular | Recep Tayyip Erdogan News | Al Jazeera 
In earthquake epicentre, Turkey's Erdogan remains popular | Recep Tayyip Erdogan News | Al Jazeera 

Legislasi dan aturan

Pertama, pemerintah betulan menginstruksikan warga untuk melakukan hal simpel, seperti membuang sampah ke dalam wadah sudah disediakan, sesuaikan warna dalam membuang. Mereka mencoba menanamkan kesadaran, tentang betapa kegiatan simpel ini signifikan dalam membantu mempercepat pengolahan sampah.

Sementara itu, tertulis hukuman tegas di sana untuk orang-orang membuang sampah sembarangan.

 Mereka bisa dengan mudah didenda petugas setempat atau dihukum mengerjakan kegiatan sosial, semua hukuman tergantung dengan situasi dan kondisi setiap kasus.

Lebih jauh lagi, semua ini bukan cuma untuk individu, tetapi juga perusahaan di sana. Semua perusahaan diharuskan untuk memiliki garis besar jelas dalam mengolah limbah, juga mengisi laporan tentang semua detail metode kepada pemerintah. Semua ini dilakukan untuk membuat lingkungan Turki menjadi bersih, terbersih dari yang mereka bisa.

Peningkatan infrastruktur 

Pacific Islands urge Japan to delay release of Fukushima waste | News | Al Jazeera 
Pacific Islands urge Japan to delay release of Fukushima waste | News | Al Jazeera 

Salah satu paling mengagumkan dari Turki dalam hal ini, tak lain adalah infrastruktur. Mereka memiliki semua dibutuhkan untuk menyongsong masa depan, terlebih dengan semua tren terjadi sekarang, negeri bebas sampah boleh jadi memungkinkan. Di sini detail akan dipaparkan.

Pengumpulan

Kita semua tahu di Turki penerapan setidaknya tiga kantong sampah sudah menjadi hal biasa (organik, daur ulang, sampah biasa). Tak bisa dipungkiri ini sudah menjadi kunci pertama dalam perjalanan panjang pengolahan sampah.

Dari sana tiga truk berbeda akan mengangkut tiga jenis sampah berbeda, meski tak bisa dipungkiri frekuensi cukup berbeda di sini. Truk pengangkut sampah biasa cenderung lebih sering mengangkut sampah di tempat sama, semenjak jumlah jenis ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang lain.

Pemrosesan 

Dari sini kita menuju penyortiran dan pemrosesan sampah, semua berjalan sama dengan negara maju lain. Namun, frekuensi dari sini cukup menarik, perkembangan negara ini entah dalam produksi atau membeli manufaktur untuk mengolah sampah, jumlah ini benar-benar meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Di samping itu, proses dari metode 'landfilling' andalan Turki, juga berbeda dengan negara lain. Mereka memiliki kapasitas 'landfill' jauh lebih besar, dengan teknologi jauh lebih canggih, entah secara kualitas atau kuantitas. Tak ada alasan negara ini tidak termasuk dalam negara teratas untuk urusan ini.

Lebih jauh lagi, semua perkembangan signifikan dengan integrasi nyata setiap lini, juga hasil lapangan memperlihatkan fakta seterang ini, boleh jadi bisa dikatakan pengolahan sampah negeri ini tak lagi perlu dipertanyakan.

Hot air balloons ride over Turkey's iconic Cappadocia | Tourism | Al Jazeera 
Hot air balloons ride over Turkey's iconic Cappadocia | Tourism | Al Jazeera 

Produk jadi

Dari semua perkembangan infrastruktur, tak bisa dipungkiri hasil akhir akan menentukan semua ini, tanpa hasil akhir baik, tidak ada nilai diambil dari semua ini. Terlebih, untuk sebagian dari warga, mereka tak pernah menghargai proses, selalu menuntut hasil.

Produk daur ulang cenderung akan kembali menjadi diri mereka sendiri, misal botol bekas akan menjadi botol baru lagi. Semua mulai dari plastik, metal, dan kertas haru melalui tahapan ini, untuk didaur ulang, terutama sampah plastik, akan sangat berbahaya untuk lingkungan dalam jangka panjang.

Di samping itu, produk organik dari limbah makanan, kulit buah dan jenis organik lain akan turun menjadi kompos kaya nutrisi, pengolahan sampah ini memiliki peran penting untuk keberlanjutan usaha tani dari segala lini.

Meski demikian, tak bisa dipungkiri negara ini belum terlalu melangkah jauh dalam mengubah sampah menjadi energi, berada dalam level sama dengan Indonesia, tetapi dengan semua kemajuan lain sisi negara ini masih menjadi terbaik di antara negara Islam lain di luar sana.

Setelah semuanya, manajemen pengolahan sampah di sini mengalami tren meningkat dan cukup signifikan, semua dikerjakan berhasil direalisasikan. Tak bisa dibantah masih ada prospek di sana untuk urusan pengolahan ini naik menuju level tertinggi, meski tidak dalam waktu dekat. Bagaimanapun, seperti inilah seorang Turki dalam mengolah sampah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun