Haisam Rafiq
Haisam Rafiq Mahasiswa

Manusia normal

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Rayakan Momen Kemenangan dengan Mengamalkan Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Fitri

11 April 2024   22:23 Diperbarui: 11 April 2024   22:31 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rayakan Momen Kemenangan dengan Mengamalkan Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Fitri
Dokumentasi pribadi/Salat 'Ied

Hari raya Idul Fitri merupakan momen yang istimewa bagi umat Islam. Pada momen ini, umat Islam di anjurkan untuk menyemarakan hari tersebut dengan penuh kebahagiaan dan kesenangan. Agama Islam memberikan pedoman kepada kita agar bisa memanfaatkan momen ini untuk saling memaafkan satu sama lain.

Selain merayakan kemenangan setelah melakukan puasa selama sebulan penuh, Idul Fitri juga dapat menjadi kesempatan yang bagus sekali untuk memperbaiki amalan dan meraih pahala sebanyak mungkin dari Allah SWT. Kita dapat bersuka cita dengan kerabat dan juga keluarga kita, namun kita tidak boleh larut dalam kebahagiaan itu dan melalaikan ibadah yang di ajarkan oleh agama Islam.

Berikut adalah beberapa amalan yang bisa kamu amalkan dalam menyemarakan hari raya Idul Fitri.

  • Menghidupkan malam Idul Fitri dengan ibadah

Dokumentasi pribadi/Takbiran Idul Fitri
Dokumentasi pribadi/Takbiran Idul Fitri

Ketika adzan Maghrib berkumandang dan telah menandakan malam pertama di bulan Syawal, maka umat Islam di sunnahkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Amalan yang di sunnahkan untuk dilakukan di Hari Raya Idul Fitri adalah dengan salat, membaca shalawat, membaca Al-Qur'an, membaca kitab, dan juga ibadah lainnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Barangsiapa yang menghidupkan malam Idul Fitri dan Idul Adha atas dasar perintah Allah, maka hatinya tidak akan pernah mati pada hari semua hati mati." (HR Ath-Thabrani, Ad-Daruqutni, dan Ibnu Majah dari Ubadah bin Shamit)

Dengan mengisi malam Idul Fitri dengan ibadah, maka orang-orang yang menghidupkan malam itu dengan amalan ibadah kepada Allah SWT hatinya tidak akan mati ketika banyak orang yang telah mati hatinya. 

  • Mandi besar

Laki-laki dan perempuan dianjurkan untuk melakukan mandi besar sebelum berangkat menuju tempat pelaksanaan salat Idul Fitri. Sunnah ini juga berlaku bagi mereka yang tidak dapat melaksanakan salat, seperti karena sakit, perempuan yang haid dan nifas. Waktu mandi ini dimulai saat tengah malam Idul Fitri hingga matahari tenggelam di hari berikutnya. Namun, amalan ini akan lebih utama bila dilakukan setelah terbit fajar. Adapun niat untuk melakukan mandi besar ini, yaitu

Nawaitu ghusla 'dil fithri sunnatan lillhi ta'l 

"Aku niat mandi Idul Fitri, sunnah karena Allah"

Sunnah ini telah disebutkan dalam riwayat hadits Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma,

"Dari Nafi', (ia berkata bahwa) 'Abdullah bin 'Umar biasa mandi di hari Idul Fithri sebelum ia berangkat pagi-pagi ke tanah lapang. (HR. Malik dalam Al-Muwatho' 426. Imam Nawawi menyatakan bahwa atsar ini shahih)"

Imam Nawawi Rahimahullah menyatakan bahwa para ulama sepakat bahwa mandi merupakan amalan sunnah yang dilakukan sebelum salat 'ied.

  • Berhias diri dan menggunakan pakaian terbaik

Umat Islam di sunnahkan untuk berhias agar dapat menunjukan rasa kebahagiaannya dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Cara berhias yang boleh dilakukan oleh umat Islam yaitu seperti memotong kuku, mandi, memakai wewangian, mengenakan pakaian terbaik. Pakaian yang dikenakan disarankan untuk berwarna putih, namun bila terdapat pakaian selain warna putih yang lebih bagus, maka diutamakan untuk mengenakan pakaian yang lebih bagus.

Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma meriwayatkan bahwa Umar bin Khattab pernah mengambil jubah berbahan sutera yang dibeli di pasar. Saat Umar mengambil jubah tersebut, Rasulullah datang. Ibnu Umar lantas berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah. belilah pakaian seperti ini dan kenakanlah agar engkau berpenampilan bagus saat 'ied dan menyambut tamu." Rasulullah lantas berkata,

"Pakaian seperti ini membuat seseorang tidak mendapatkan bagian di akhirat" (HR. Bukhari)

Bagi yang tidak dapat hadir melaksanakan sholat 'ied juga tetap bisa mengamalkan sunnah berhias ini. Namun bagi Perempuan, tata cara dalam berhias tetap harus sesuai dengan syariat dan tidak melewati batas, seperti tetap menutup aurat, tidak mempertontonkan atau memperlihatkan penampilan yang dapat memikat laki-laki lain yang bukan mahramnya.

  • Makan dan minum sebelum salat 'Ied

Dokumentasi pribadi/Makan sebelum salat 'Ied
Dokumentasi pribadi/Makan sebelum salat 'Ied

Rasulullah SAW menganjurkan para umatnya untuk makan dan minum terlebih dahulu sebelum melaksanakan salat 'Ied. Walau hanya dengan seteguk air dan beberapa butir suap makanan, sunnah ini dianjurkan untuk tetap dilakukan. Hal ini telah dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari,

"Rasulullah SAW tidak berangkat keluar untuk salat Idul Fitri hingga beliau memakan beberapa butir kurma," (HR. Bukhari)

Makan dan minum sebelum salat 'Ied dilakukan supaya menghilangkan perasaan bahwa masih puasa. Mengonsumsi makanan dan juga minuman di Hari Raya Idul Fitri akan menyadarkan orang-orang bahwa pada bulan 1 Syawal dilarang untuk berpuasa.

Walaupun di sunnahkan, bila ada seseorang yang tidak sempat untuk makan dan minum sebelum salat Idul Fitri, maka tidak akan mendapatkan dosa. Seperti yang sudah dijelaskan di dalam kitab Al Umm,

"Kami perintahkan bagi yang akan datang ke tempat pelaksanaan salat 'Ied untuk makan dan minum terlebih dahulu sebelum pergi ke tempat pelaksanaan salat. Bila tidak makan dirumah, kami perintahkan untuk makan di jalan atau di tempat salat bila memungkinkan. Namun bila tidak, tentu tidak berdosa tetapi hukumnya makhruh bila tidak dikerjakan."

  • Berangkat ke tempat pelaksanaan salat dengan berjalan kaki

Dokumentasi pribadi/Jalan kaki menuju tempat sholat
Dokumentasi pribadi/Jalan kaki menuju tempat sholat

Sunnah yang di anjurkan dilakukan oleh umat Islam saat hendak melaksanakan salat 'Ied adalah berjalan kaki menuju tempat salat sambil bertakbir. Hal ini merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah Ketika hendak melaksanakan salat 'Ied. Hal ini telah dijelaskan oleh Sayyidina Ali yang tercantum dalam hadits berikut ini,

"Termasuk sunnah Nabi adalah keluar menuju salat 'Ied dengan berjalan." (HR. Al-Tirmidzi)

Namun, bagi yang tidak mampu untuk berjalan kaki menuju tempat salat 'Ied, diperbolehkan untuk menggunakan kendaraan.

  • Perbanyak takbir

Takbir disunnahkan untuk di kumandangkan sejak matahari terbenam di malam 1 Syawal hingga takbiratul ihram. Sunnah memperbanyak takbir ini berdasarkan firman Allah,

"Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah." (Q.S. Al-Baqarah: 185)

  • Melewati jalan berangkat dan pulang yang berbeda

Melewati jalan berangkat dan pulang yang berbeda dalam menempuh tempat pelaksanaan salat 'Ied juga termasuk dalam salah satu sunnah di Hari Raya Idul Fitri.

"Dari Jabir radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam Ketika berada di hari 'Ied (ingin pergi ke tempat salat, pen.) beliau membedakan jalan antara pergi dan pulang. (HR. Bukhari)

Rasulullah membedakan jalan pergi dan pulang supaya banyak bagian bumi yang menjadi saksi bagi kita ketika beramal. Allah SWT berfirman,

"Pada hari itu, bumi menceritakan beritanya" (Q.S. Al-Zalzalah: 4)

  • Mendengarkan khotbah dengan seksama

Walau tidak wajib hukumnya mendengarkan khotbah salat 'Ied, namun apa salahnya kita duduk mendengarkan dengan seksama materi yang di sampaikan oleh khatib setelah melaksanakan salat 'Ied. Dengan mendengarkan khotbah Idul Fitri dengan seksama, kita bisa mendapatkan pahala sunnah di Hari Raya Idul Fitri. Ketika mendengarkan khotbah, hindari untuk mengobrol dengan orang lain dan menimbulkan kegaduhan yang dapat menggangu situasi kondusif orang-orang yang sedang mendengarkan khotbah Idul Fitri.

  • Silaturahmi dengan kerabat dan keluarga

Setelah salat 'Ied dan khotbah selesai, luangkanlah dengan orang-orang sekitar untuk saling mengucapkan selamat (tah'inah). Tidak ada aturan baku terkait dengan ucapan yang diberikan, namun orang-orang banyak yang mengucapkan "taqabbalaallahu minna wa minkum" dan "minal aidin wal faidzin".

Dengan begitu, tali silaturahmi tetap bisa saling terhubung diantara sesama muslim, terutama dengan orang tua, sudara, dan kerabat terdekat.

Demikian penjelasan singkat mengenai amalan sunnah Idul Fitri. Semoga bermanfaat dan dapat membawa keberkahan bagi kita semua sehingga kita dapat melaksanakan amalan sunnah-sunnah Nabi pada Hari Raya Idul Fitri nanti. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun