Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Lainnya

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa: Belajar Marah dan Taat Sosial

28 Maret 2023   20:24 Diperbarui: 28 Maret 2023   20:42 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa: Belajar Marah dan Taat Sosial
Marah bisa melumpuhkan akal, marah yang tepat adalah bermartabat (sumber gambar : Hamim Thohari Majdi)

Mengapa melarang perlu marah ?, di sinilah rahasianya, bahwa marah memiliki kekuatan dan tekanan kuat dalam berkomunikasi, penekanan perlu diulang-ulang dan penegasan atas pesan yang disampaikan, sehingga penerima pesan mengerti bila pesan yang disampaikan itu diabaikan menjadikannya tidak senang atau benci. 

PUASA DAN PELATIHAN MARAH BERMARTABAT

Jangan pura-pura tidak pernah marah, maka bahagia yang dirasakan juga pura-pura bahagia. Memang jauh lebih baik pura-pura bahagia daripada pura-pura sedih. Kalau kepura-puraan anda menjadi nyata, maka hasilnya akan kecut atau pahit bila kepura-puraanya adalah negatif.

Puasa di bulan Ramadan  itu melatih menahan, secara formal adalah menahan makan dan minum serta berjimak meskipun semuanya menjadi milik sendiri dan halalan thoyyiba. Tapi mengapa dilarang pada waktu yang ditentukan ?, maka hakekatnya adalah membangun hamba-hamba yang taat dan patuh, ini juga berarti menerima perintah dan juga mentaati apa yang dilarang. 

Seperti halnya hak pribadi makanan dan  minuman  dan berjimak, tetapi kepada pemilik isi dunia dan penciptanya haruslah kita tunduk dan memasrahkan kepadaNya. Sama halnya ketika seseorang memiliki hak marah kepada seseorang, maka bisa dilaksanakan dan bisa diabaikan, puasa mengajarkan memilih yang tepat dan paling dibutuhkan atau skala prioritas.

Tidak semua kemarahan harus dituang sedemikian rupa, ada masa dan kadar yang tepat untuk menakarnya. Dengan demikian kemarahan yang memang terpaksa dilakukan dipilih cara yang tepat yang mengena kepada obyek kemarahan, secara jelas bukan dengan sindiran. 

Marah adalah tegas baik ucapan atau kalimat yang diucapkan, bukan untuk menyakiti atau mencari kepuasan, tetapi benar-benar tulus untuk mengingatkan dan mengajak kepada kebaikan bagi diri yang diingatkan dan bagi banyak orang (umum). 

Puaslah dengan marah di waktu yang tepat, dan marahlah sesuai dengan waktu yang ditentukan. Jangan terlambat atau terlalu dini, hasilnya pasti berbeda, rasanya juga berbeda dan kehormatan yang diperoleh juga berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun