Pemuda PERSIS Jatinangor Gagas Pesantren Ramadan 1440 H Selama Dua Pekan
Bandung (Barendo.Times), Jum'at (24/05/2019) - Pemuda PERSIS Jatinangor menyelenggarakan Pesantren Ramadan 1440 H selama dua pekan. Mereka bekerja sama dengan Madrasah Diniyah Awaliyah Thosin Jatinangor. Hal itu dimaksudkan agar lebih banyak mengisi waktu Ramadan dengan kegiatan yang bermanfaat. Pesantren Ramadan 1440 H tersebut berlangsung tanggal 9 sampai 26 Mei 2019 di Madrasah Thosin, Jalan Raya Cipacing KM. 20, Jatinangor.
Ketua Pelaksana, Egi Eka mengatakan kebanyakan Pesantren Ramadan paling lama satu pekan, karena namanya pesantren kilat.
"Kalau ditempat lain itu namanya pesantren kilat, dan biasanya itu paling lama satu pekan," kata Egi saat diwawancara Barendo.Times, Bandung, Kamis (23/05/2019) malam.
Ia menambahkan, kegiatan ini berbeda sebab namanya Pesantren Ramadan, yang artinya setengah Ramadan diisi oleh kegiatan yang bermanfaat. Contohnya kegiatan belajar mengajar.
"Sedangkan disini namanya Pesantren Ramadan. Yaitu, setengah dari bulan Ramadan diisi dengan kegiatan belajar agar peserta dapat menambah wawasan keilmuan," tambahnya.
Sebanyak 70 peserta mengikuti kegiatan Pesantren Ramadan 1440 H dengan jenjang pendidikan yang berbeda. Karenanya, Egi mengelompokkan peserta kedalam beberapa kelas. Antara lain, Kelas A ditempati oleh peserta PAUD sampai kelas II SD, kelas B ditempati kelas III sampai VI SD, dan kelas C oleh peserta SMP sampai SMA.
Pengelompokkan tersebut dimaksudkan agar proses belajar mengajar lebih mudah dan efektif. Sehingga, pengajar bisa menyampaikan materi dengan baik, dan peserta pun dapat leluasa untuk menerima materi yang disampaikan.
A Egi sapaan akrabnya, juga memberikan materi keagamaan dalam Pesantren Ramadan 1440 H. Dalam kegiatan tersebut dibahas tentang dasar-dasar keagamaan. Seperti, Tahfidz, Tahsin, Hadits, Fiqih, dan Tariqh.
"Yang diajarkan dalam Pesantren Ramadan ini, yaitu mata pelajaran agama Islam. Seperti Tahfidz, Tahsin, Hadits, Doa-doa, Fiqih, dan Tariqh," ujarnya.
Salah satu pengajar kelas A, Latif Faqih memberikan materi Tauhid kepada peserta. Ia menceritakan tantangan saat mengajar yaitu sulitnya peserta dalam memahami materi yang disampaikan.
"Tantangan saat mengajar lebih besar dikelas A, karena pada usia itu, peserta lebih aktif dan sangat sulit untuk diam mendengarkan dan memahami materi," ujarnya.
Tidak hanya di dalam ruangan, Egi menambahkan Pesantren Ramadan kali ini mengadakan kegiatan di luar ruangan. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu, games post to post dan ice breaking agar peserta tidak jenuh.
"Karena kegiatan belajar mengajar efektif dari Senin sampai Sabtu, maka hari Ahad tidak libur, tetapi peserta diajak belajar di luar ruangan. Pada Ahad pertama diisi oleh games post to post, dan Ahad kedua diisi oleh ice breaking dan nonton bareng," ujarnya.
Kendati demikian, Egi berharap agar tiap peserta dapat mengaplikasikan materi yang sudah disampaikan kedalam kehidupan mereka, agar ilmu yang diterima dapat bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya.
"Ya, mudah-mudahan peserta yang mengikuti mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Sehingga, ketika selesainya acara ini, peserta dapat mengaplikasikan dan bisa menambah wawasan dari apa yang telah diajarkan," tutupnya.