Hasbiyallah
Hasbiyallah Dosen

Pendidikan dan Keagamaan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kurikulum Ramadhan

11 April 2022   12:41 Diperbarui: 11 April 2022   14:18 1643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurikulum Ramadhan
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Semua umat Islam meyakini bahwa Ramadhan menjadi bulan mulia, penuh kebaikan dan keberkahan. Ramadhan menjadi media pendidikan dan pembentukan khaira ummat (ummat terbaik). Baik secara fisik, psikis, etika dan pergaulannya bahkan semua urusan umat pun menjadi lebih baik. Jika Ramadhan ini menjadi sebuah Lembaga atau media, lalu kurikulum apa yang ditawarkan oleh Ramadhan? berikut ini akan diuraikan dalam tulisan ini:

Kurikulum sebagai komponen utama dalam proses pendidikan, sebab kurikulum menjadi acuan dan pedoman dalam pendidikan. Begitu juga dengan kurikulum Ramadhan. Dalam kurikulum ini setidaknya terdapat komponen kurikulum:

Pertama, Tujuan; bahwa tujuan kurikulum Ramadhan secara jelas tertera dalam firman Allah swt: QS. Al-Baqarah:183 yang menyatakan bahwa agar kalian menjadi manusia yang bertaqwa. Taqwa menjadi tujuan kurikulum Ramadhan. Secara sederhana taqwa didefinisikan dengan ketaatan dan kepatuhan seorang hamba dalam melaksanakan setiap perintah Allah dan menjauhkan semua larangan-Nya.

Kedua, Materi; materi dalam kurikulum Ramadhan adalah kehidupan manusia. Sebab puasa mengajarkan banyak hal tentang kehidupan manusia. 1. Kehidupan tentang hubungan manusia dengan Tuhannya. Puasa mengajarkan kita untuk berlapar-lapar dan menghindari nafsu seksual tujuannya adalah kita mampu berkomunikasi dengan Allah seperti halnya para Malaikat-malaikat-Nya yang tidak diberikan nafsu ini. Agar kita menyadari siapa kita dan apa hakikat penciptaann kita? 

Puasa mengajarkan bahwa diri kita adalah diri yang sangat lemah, ternyata kita tergantung dengan apa yang kita konsumsi; jika tanpa hal yang dapat dikonsumsi kita bisa lemah dan tidak berdaya. 2. Kehidupan tentang hubungan manusia dengan sesama manusia. Puasa mengajarkan dan menyadarkan kita bahwa beragam macam manusia, manusia lemah dan kuat, kaya dan miskin, tua dan muda. Puasa mengajarkan orang yang kuat harus juga merasakan kondisi lemah, sehingga mereka harus tahu bagaimana harus berlapar dan berdahaga. 

Sehingga mereka belajar dari kehidupan di antara manusia yaitu keharusan saling membantu, menolong, peduli dan bekerjasama untuk meraih kehidupan masyarakat yang damai dan harmonis. Ini pelajaran kedua dari materi kurikulum Ramadhan. 3. Materi hubungan manusia dengan alam. Puasa ini mengajarkan bahwa apa pun kondisi alam saat kita berpuasa, kita tetap bersyukur dengan kondisi apapun, dengan kondisi angin dan hujan, kita tetap berpuasa, kondisi panas pun kita akan tetap berpuasa dan kondisi sulit apa pun kita tetap akan berpuasa. 

Artinya kita tetap bersyukur dengan apa pun kondisi lingkungan dan alam kita tetap komitmen menjalankan ibadah puasa ini. Sebagai manusia memang kita sering mengeluh dengan cuaca tetapi keluhan kita hanya sampai di lisan dan tidak membatalkan ibadah puasa kita. Meskipun setiap tahun puasa membuat semua barang-barang pokok naik, tetapi umat Islam tetap bahagia menjalanakan ibadah puasanya. Inilah pelajaraan penting dari materi kurikulum Ramadhan.  

Ketiga, metode, dalam kurikulum Ramadhan ada beberapa metode untuk meraih dan mencapai tujuan taqwa. 

1. Metode puasa, puasa menjadi metode pertama untuk meraih taqwa. 

Puasa dijadikan metode yang paling tepat karena beberapa alasan berikut ini: 

1) bahwa puasa adalah ibadah sirri, yaitu ibadah yang hanya diketahui oleh dirinya dan Allah swt. 

2) bahwa puasa adalah ibadah para malaikat, makhluk agung ini Allah ciptakan tanpa nafsu makan, minum dan seks, karena itu, malaikat ini mampu setiap saat untuk taat kepada Allah swt dan tidak pernah terpikirkan untuk durhaka. 

3) bahwa puasa adalah ibadah yang berfungsi menjadi junnah (benteng) agar manusia tidak terjerumus kepada keburukan dan kemunkaran. 

2. Metode qiyamullail, selain ibadah puasa yang kita lakukan, qiyamullail juga diperlukan. Sebab qiyamullail ini adalah komunikasi seorang hamba terhadap penciptanya. 

Qiyamullail ini mulai dilaksanakan setelah shalat Isya sampai terbit fajar yaitu waktu yang paling tepat dimana manusia-manusia lain sedang dalam keadaan tertidur, tetapi ia harus berdiri tegak, shalat di malam hari dengan penuh khusu’ dan mengharap ridha Allah swt. 

3. Metode tilawatil quran. Membaca al-Quran menjadi metode untuk dapat meraih seseorang mencapai tingkat ketaqwaan yang tertinggi, sebab al-Quran merupakan wahyu Allah swt yang berisikan petunjuk dalam beraktivitas pada kehidupan ini. 

Orang yang berpuasa, berqiyamullail dan bertilawah merupakan metode yang tepat untuk meraih derajat taqwa. 4. Metode shadaqah, Bulan Ramadhan ini memotivasi umat untuk banyak memberi, berinfaq dan bershadaqah. Sebab bulan ini mengajarkan kita untuk memiliki jiwa sosial yang tinggi. 

Di saat manusia sangat berharap untuk menerima, saat ini manusia dituntut untuk selalu berbagi. Puasa menuntut kita berlapar-lapar tetapi di sisi lain kita juga dituntut untuk mengenyangkan orang lain dengan berbagi. Inilah metode shadaqah yang menumbuhkan jiwa sosial.

Keempat, evaluasi, komponen kurikulum Ramadhan terakhir ini adalah evaluasi, yaitu proses penilaian terhadap proses dan hasil. Evaluasi kurikulum ini dilakukan melalui muhasabah diri, selain Allah dan para malaikat pencatat amal yang mengevaluasi, diri kita sendiri pun dapat mengukur sejauh mana proses pelaksanaan kurikulum Ramadhan.

 Apakah metode puasa, qiyamullail, tilawah dan shadaqah mampu mengantarkan kita menjadi orang yang bertaqwa? Apakah dengan metode-metode tersebut kita mampu mempelajari materi kehidupan ini sehingga kita dapat mengambil langkah terbaik  menuju manusia dengan derajat taqwa yang lebih tinggi, menjadi manusia unggul dan bermartabat yang akan mengantarkan bangsa yang maju dan berperadaban?

Demikian empat komponen kurikulum Ramadhan, semoga kita semua menjadi umat-umat terbaik, umat yang derajat taqwa tertinggi yang dikehendaki dari tujuan puasa ini. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun