Hassya Azmikanaura
Hassya Azmikanaura Mahasiswa

Halo! Saya merupakan seorang mahasiswi yang tengah mencoba untuk menyalurkan hobi saya dalam menulis melalui Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Tradisi Membuat Kue Kering Selama Idul Fitri: Sebuah Warisan Manis

22 April 2024   15:35 Diperbarui: 22 April 2024   15:47 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Membuat Kue Kering Selama Idul Fitri: Sebuah Warisan Manis
Sumber: Dokumen pribadi penulis

Idul Fitri atau Lebaran merupakan momen yang penuh kegembiraan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Tahun 2024, perayaan Idul Fitri kembali menyatukan umat Muslim dalam merayakan kemenangan setelah menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan penuh. Di Indonesia, tradisi Idul Fitri masih dijaga dengan penuh keceriaan.

Masyarakat pun memiliki berbagai macam cara yang unik untuk memeriahkan Idul Fitri, salah satunya adalah menyambut Idul Fitri dengan tradisi membuat kue kering. 

Tradisi membuat kue kering selama Idul Fitri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia. Kue-kue kering ini tidak hanya menjadi hidangan lezat, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam merayakan momen penting ini. 

Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, tradisi ini muncul pada masa kolonial Belanda, di mana interaksi antara orang Belanda dan masyarakat Indonesia menyebabkan penyerapan budaya Eropa ke dalam budaya Indonesia, termasuk dalam hal kuliner.

Menurut Fadly, masyarakat Indonesia mulai merasa bahwa kue tradisional memiliki tekstur yang lengket dan tidak awet. Namun, kue-kue kering disajikan selama beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, tetap awet untuk disajikan saat Idul Fitri. 

Hal ini menunjukkan bahwa tradisi membuat kue kering selama Idul Fitri tidak hanya merupakan bagian dari perayaan, tetapi juga menunjukkan status sosial seseorang.

Pada masa itu, masyarakat Indonesia menengah ke atas sudah tidak lagi menyajikan makanan tradisional yang terbuat dari sagu, tepung beras, tepung ketan, dan lain-lain.

Warga Kecamatan Gegerkalong, Kota Bandung pun turut memeriahkan tradisi ini dengan menyajikan dan memberi kue-kue kering pada saat Idul Fitri. Kue kering yang disajikan pun memiliki beragam jenis dan variasi. 

Mulai dari kue kastengel, kue putri salju, kue kembang goyang, hingga kue akar kelapa, setiap jenis kue kering memiliki keunikan dan kelezatan tersendiri. Proses pembuatan kue-kue ini pun menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi, menciptakan kehangatan dan kebersamaan dalam proses pembuatannya.

Antusiasme masyarakat Kecamatan Gegerkalong dalam tradisi menyediakan kue kering saat Idul Fitri ini pun membuat pesanan kue kering yang diterima oleh para pengrajin kue pun melonjak drastis. Begitu pula yang dirasakan oleh Bu Katriena, salah seorang pembuat kue kering di Kecamatan Gegerkalong, Kabupaten Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun