Hazal
Hazal Guru

Anak sholeh kelahiran '96. Asal kota Raha kabupaten Muna. Senang membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Kiat Ramadhan: Mengubah Tempat Pembuangan Sampah Menjadi Kebun Sayur

1 April 2024   22:13 Diperbarui: 1 April 2024   22:24 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiat Ramadhan: Mengubah Tempat Pembuangan Sampah Menjadi Kebun Sayur
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Beberapa bulan yang lalu, saya pindah tempat tinggal. Mencari tempat yang lebih aman dan juga lebih nyaman. Singkat cerita, di samping asrama ada lahan kosong.

Aku memperhatikannya, ada baliho kecil yang di pajang di balik tumpukan sampah dengan tulisan "Dilarang Membuang Sampah di Sini. Jangan Bodoh".

Walaupun sudah diingatkan berkali-kali, ada saja anak asrama yang membuang sampah di tempat tersebut. Entah ada dendam atau niat untuk menyakiti hati si pemilik lahan sehingga mereka terus membuang sampah di tempat tersebut.

Anda bisa bayangkan betapa menyakitkannya  ketika melihat lahan kesayangan, dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Semua teguran sama sekali tak bernilai. Sore hari mengingatkan, pagi hari sampah semakin menumpuk.

Dalam situasi demikian, aku melihat ada peluang sederhana yang bisa memberi manfaat juga bisa menyelesaikan masalah yang ada.

Kebetulan saya senang berkebun karena selama di desa, berkebun sudah menjadi rutinitas setiap hari. Dalam hatiku, barangkali ini bisa dimanfaatkan untuk menanam sayur. Lumayan bisa menghemat 5 ribu apabila nanti sudah tumbuh subur.

Mulailah saya melakukan tindakan dengan membersihkan semua sampah yang ada, juga  membabat rumput di sekitarnya sehingga membentuk persegi yang kecil. Lahan yang kini menjadi bersih dan siap ditanami sayur.

Awalnya saya berpikir anak asrama tidak mungkin lagi berani membuang sampah di tempat tersebut tapi ternyata kebiasaan itu tidak berubah. Masih tetap saja ada yang membuang sampah, walaupun berbeda dengan sebelumnya. Sebagian tidak lagi membuang sampah di tempat tersebut.

Tapi menariknya aku tidak pernah menegur atau marah-marah karena ada yang membuang sampah di tempat tersebut. Aku membiarkannya saja. Bila pagi hari melihat sampah, aku hanya memungutnya dan memindahkannya di tempat pembuangan sampah yang sebenarnya.

Hari demi hari berlalu, tapi kebiasaan itu masih tetap tidak berubah. Bahkan di bulan ramadhan ini yang mestinya mampu membawa kesadaran untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan, tetap saja tidak memberi kesadaran kepada mereka.

Aku ingin katakan bahwa betapa sangat sulit kebiasaan itu diubah apabila sudah melekat dalam jiwa. Oleh karena itu, kita perlu belajar dan berlatih membentuk kebiasaan-kebiasaan baik sebab ketika kebiasaan baik itu terbentuk dan menjadi karakter, maka bisa dipastikan bahwa itu akan menjadi jalan menuju kesuksesan.

Juga belajar menghilangkan kebiasan buruk sedikit demi sedikit, apalagi dalam momen bulan ramadhan ini yang kita dituntut untuk senantiasa melakukan kebaikan, menjaga sikap untuk tidak menyakiti orang lain, dan terus melakukan apapun yang bisa menambah pahala.

Ramadhan ini adalah kesempatan untuk mengevaluasi diri dan memulai membentuk kebiasaan baru. Ya! Saatnya melakukan tindakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun