AKIHensa
AKIHensa Penulis

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lebaran dan Tradisi Halal Bihalal

15 April 2024   12:32 Diperbarui: 15 April 2024   12:37 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebaran dan Tradisi Halal Bihalal
Ilustrasi saling memaafkan Sumber Foto Popbela.com

Lebaran pada Hari Idul Fitri setiap tahun selalu ada acara yang dikenal dengan Halal Bi Halal yaitu tradisi masyarakat Indonesia seusai menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan

Halal Bi Halal ini adalah acara khusus yang diselenggarakan pasca hari Lebaran Idul Fitri 1 Syawal. Sehingga Halal Bi Halal berlangsung pada bula Syawal biasanya pada pekan pertama hingga medio bulan Syawal. 

Sejauh ini tradisi Halal Bi Halal hanya berlangsung ada di tengah-tegah masyarakat Indonesia. Di tempat lain tradisi ini tidak pernah ditemukan di negara Islam manapun. 

Menurut beberapa sumber Halal Bi Halal berasal dari kata Halala yang memiliki arti adalah penyelesaian problem, mencairkan yang beku, dan melepaskan ikatan yang membelenggu. 

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengartikan halal bihalal sebagai kegiatan maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan. 

Ada yang berpendapat bahwa tradisi halal bihalal ini pertama kali dilakukan oleh Mangkunegara 1 yaitu Pangeran Sambernyawa. 

Ketika itu demi menghemat waktu, Sang Pangeran membuat acara pertemuan dengan mengundang para punggawa, prajurit, bertempat di Balai Istana setelah usai sholat Idul Fitri. 

Namun bagaimanapun acara halal bi halal adalah tadisi yang sangat baik dalam menjalin persaudaraan dan mempererat tali silaturahim. 

Baik hubungan erat antar anggota keluarga, anggota masyarakat, rekan kerja dan pimpinan di sebuah perusahaan atau kantor. Bahkan mempererat tali silaturahim antara pemimpin sebuah intansi dengan para pegawainya. 

Tradisi HalalBi Halal ini seakan kini sudah menjadi budaya tersendiri di tengah masyarakat kita. Dari mulai lingkup Rukun Tetangga, lingkup Kelurahan, Kecamatan samapi dengan level Kementerian. 

Tradisi yang baik untuk terus dipertahankan dengan tujuan yang luhur saling maaf memaafkan dan mempererat tali persaudaraan untuk membangun kekompakan sebuah komunitas. 

Sebagai makhluk yang tidak sempurna, sudah jelas bahwa manusia sering kali berbuat khilaf. Apabila seseorang yang khilaf memiliki kemauan untuk meminta maaf dan bertaubat, maka dia sangat terpuji dan layak untuk mendapatkan maaf. 

Hal ini sebagaimana Rasulullah SAW memberikan teladannya. Beliau adalah sosok yang lemah lembut, penyayang, lagi penyabar dan pemaaf. 

Tentang sifat terpuji Rasullullah SAW ini, Aisyah RA pernah ditanya mengenai akhlak Rasulullah SAW, maka ia menjawab, "Beliau tidak pernah berbuat jahat, tidak berbuat keji, tidak meludah di tempat keramaian, dan tidak membalas kejelekan dengan kejelekan, melainkan beliau selalu memaafkan dan memaklumi kesalahan orang lain." (HR Ibnu Hibban). 

Dalam sebuah hadits lain yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa tidaklah sedekah itu mengurangi harta mereka. 

Dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya kepada saudaranya, kecuali kemuliaan di dunia dan akhirat, serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan derajatnya di dunia dan akhirat.  

Sementara itu ayat Al Quran yang berkaitan dengan maaf memaafkan adalah Firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 134 menyebutkan bahwa sikap memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa. 

Sedangkan puasa Ramadan yang telah kita jalankan sebulan penuh tersebut justru muaranya adalah menjadi orang yang bertaqwa. 

Halal bi halal sendiri hanya sebuah tradisi unik di negeri kita tentu saja jika mencari dasar sebagai sandaran dalam ayat atau hadits tidak akan ditemukan yang bernama halal bi halalkarena ini hanya sebuah tradisi. 

Namun demikian makna terdalam dari ajang halalbi halal tersebut adalah saling memaafkan dan penyambung tali silaturahim diantara sesama manusia.  

Salam Lebaran @hensa17

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun