AKIHensa
AKIHensa Penulis

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Seharusnya Tingkat Keimanan Semakin Tinggi Usai Ramadan

23 April 2024   05:22 Diperbarui: 23 April 2024   05:24 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seharusnya Tingkat Keimanan Semakin Tinggi Usai Ramadan
Ilustrasi Foto by Pixabay

Tingkat keimanan seseorang akan mengalami fluktuasi dari hari ke hari. Itu sudah jelas paling tidak bagi saya pribadi. Kadangkala melaksanakan ibadah begitu rajin penuh semangat, tapi sering pula malas-malasan. 

Saat bulan Ramadan berjalan, hampir semua aktivitas ibadah berubah drastis. Dari kegiatan membaca Al Quran atau Tadarus, sholat Tarawih, sholat malam dan semua ibadah-ibadah sunah lainnya dikerjakan penuh antusias contohnya seperti sedekah. 

Tentu saja sholat wajib Lima waktu tetap ditunaikan dengan baik karena itu adalah ibadah wajib. Tidak ada lagi terjadi sholat Subuh kesiangan, karena usai makan sahur tidak tidur lagi, langsung menunggu berkumandangnya adzan Subuh. 

Semua aktivitas tersebut selama bulan Ramadan merupakan peningkatan dari kualitas pengabdian kita kepada Allah SWT. Berpuasa adalah ibadah yang sangat khusus. 

Kenapa puasa adalah ibadah yang khusus? 

Ini penjelasannya ada dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah telah berfirman, setiap kebaikan itu dilipat gandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Maka sesungguhnya puasa itu adalah untukKu dan Aku yang akan memberinya pahala. 

Puasa ibadah khusus untuk membina hamba Allah menjadi hamba-hamba yang bersih hati mereka yang muaranya adalah insan-insan bertaqwa. 

Level tertinggi dari ibadah puasa itu adalah seorang hamba mampu menjaga hatinya selalu dzikir kepada Allah di setiap kesehariannya. 

Tentu tidak mudah melakukannya,tapi selama menjalanakn puasa di bulan Ramadan, bukankah kita selalu menjaga hati. 

Setiap ada godaan makanan lezat dan minuman segar di siang hari, hati kita selalu berkata, ingat bahwa kita sedang berpuasa. 

Ketika kita menerima perlakuan tidak nyaman yang menimbulkan emosi dan amarah, maka kita mampu menahan amarah karena selalu diingatkan oleh hati, kita sedang berpuasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun