hernawati kusuma
hernawati kusuma Administrasi

ibu yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Standar Beda #DibikinSimpel dan #Antiribet

6 Juni 2019   20:38 Diperbarui: 6 Juni 2019   20:45 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Standar Beda #DibikinSimpel dan #Antiribet
Menangkap Ayam (dokpri)

Barangkali tulisan saya ini akan menjadi anti mainstream dari tema hari ini: tulis artikel apa saja asal memasukkan kata #dibikinsimpel, #antiribet.

***
H-1 lebaran.
Seperti biasa, tugas utama saya sebagai anak menantu adalah di dapur.
Membantu menyiapkan makanan bagi keluarga. Pak e make sudah tua. Tidak mungkin bagi mereka menyiapkan makanan bagi kami.

Total ada 21 orang di rumah ini hari ini. Jumlah ini bisa bertambah jika ada keluarga kakak yang mudik.  Keluarga saya 6 orang. Keluarga adik 6 orang. Adik satunya 4 orang. Keponakan 3 dan tentu saja  Bapak ibu mertua.

Jadi, bisa dibayangkan menyiapkan masakan dalam jumlah besar. Untunglah, kami rukun. Turun ke dapur.  Tidak pandang bulu. Laki-laki perempuan sama saja.

Hari pertama Mak e menginstruksikan untuk memotong 3 ayam jago.
Ternyata ayam Pak e Mak e cukup banyak. Ada ayam betina berbulu coklat kenerahan. Ada ayam jago. Bulunya warna warni. Penampakannya sanggat macho.

Tiba- tiba terlintas dalam benak saya betapa ribetnya hari ini.
Hadeeeh....
Bayangkan.
Harus menangkap ayam dulu. Masak air panas. Ayam disembelih. Dicuci dengan air dingin untuk menghilangkan bekas darah dan kotoran ketika menggelepar di tanah. Kemudian, direndam dalam air panas. Tujuan untuk memudahkan mencabuti bulunya.

Kemudian,  membersihkan dan membuang bagian yang tidak perlu seperti tembolok dan empedu. Lalu memotongnya sesuai kebutuhan. Membuat bumbu. Dan seterusnya.

Ternyata apa yang saya pikir sesuatu yang ribet ternyata berkebalikan dengan yang dipikir suami saya dan saudara-saudaranya.

Justru ini #dibikin simpel
Kata suami, "Kita nggak perlu pergi ke pasar. Milih-milih.  Tinggal nangkap. Diproses selesai."

"Tapi kan ribet, Bi," ujarku.
"Percayakan kami saja--para lelaki. Tidak lebih dari tiga puluh menit. Nanti  Umi tinggal terima beres. Lalu dimasak,"  janjinya.

Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun