Herry Mardianto
Herry Mardianto Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Finansial dan Seribu Satu Godaan Ramadan

19 Maret 2024   13:50 Diperbarui: 19 Maret 2024   13:53 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial dan Seribu Satu Godaan Ramadan
Merencanakan pengelolaan keuangan/Foto: Hermard

Secara sederhana, finansial berkaitan dengan kegiatan bagaimana cara seseorang/entitas mengelola dan menggunakan uang atau sumber daya keuangan lainnya.

Hal tersebut dilakukan meliputi pengaturan, pengelolaan, dan penyaluran dana untuk mencapai tujuan penggunaan keuangan. Baik untuk investasi, pengeluaran sehari-hari, atau hal lainnya.

Sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari, di luar bulan Ramadan, strategi pengelolaan finansial keluarga sudah menjadi templete yang tersusun dengan baik, bahkan kita hafal di luar kepala.

Finansial dan kopi sedihmu/Foto: Hermard
Finansial dan kopi sedihmu/Foto: Hermard
Hal terpenting adalah bagaimana kita dengan bijak mampu mengelola keuangan dengan baik antara pendapatan  dan pengeluaran, mengalokasikan kebutuhan dasar (primer) dan pengeluaran untuk keperluan lainnya (sekunder). 

Kebutuhan primer berkaitan dengan tagihan dan belanja bahan-bahan pokok bulanan. Tagihan bulanan yang harus dipenuhi antara lain tagihan listrik, PDAM, internet, BPJS, dan angsuran.   Jangan lupa menyisihkan uang untuk tabungan biaya sekolah/kuliah anak dan biaya tidak terduga.

Finansial Ramadan

Pengaturan finansial di bulan Ramadan sebaiknya dilakukan dengan seksama dan lebih hati-hati karena situasinya berbeda dengan bulan-bulan di luar Ramadan.

Tidak dapat dipungkiri jika kemeriahan Ramadan dapat membuat kita lebih rentan terhadap pemborosan atau impuls belanja yang tidak terencana. 

Eforia terhadap suasana Ramadan bisa membuat kita lupa diri, tertarik membeli barang-barang diskon, meskipun barang-barang itu   tidak diperlukan.

Pada bulan Ramadan, pos pengeluaran, mau tidak mau, bertambah untuk keperluan zakat, sedekah, menu sahur, dan menu buka puasa. Terlebih jika kita ingin mengadakan acara bukber di luar rumah bersama keluarga dan teman-teman dekat.

Saat puasa, biasanya kita menjadi lapar mata (bukan saja lapar perut). Saat berburu takjil di pasar Ramadan, misalnya, makanan dan minuman apa saja ingin dibeli-seakan-akan mampu melahap dan menghabiskan semuanya. Terlebih jika pembelian mendapatkan diskon. 

Padahal setelah waktu berbuka puasa tiba, baru minum segelas es kelapa muda dan menikmati sepotong piza atau pisang goreng saja, perut sudah terasa kenyang.

Pusat rayuan moderen/Foto: Hermard
Pusat rayuan moderen/Foto: Hermard
Begitu juga saat berbelanja baju dan perlengkapan lain untuk merayakan lebaran, kita menjadi "mabuk" ingin membeli ini itu karena mendapat diskon sampai 50% atau termakan promo beli dua gratis satu.

Belum lagi tergoda untuk memenuhi meja tamu dengan berbagai macam minuman dan kue. Padahal pas hari lebaran, tamu yang datang tidak sesuai prediksi.

Untuk itu agar finansial (tetap) sehat selama Ramadan, kita harus membuat perencanaan dana tambahan pengeluaran untuk berbuka puasa, sahur, sedekah, zakat, dan keperluan merayakan Ramadan.

Mengais rezeki malam hari/Foto: Hermard
Mengais rezeki malam hari/Foto: Hermard
Di samping itu, kita harus bersedia mengenakan kacamata kuda, fokus pada kegiatan spritual, amal, sedekah, tidak mudah tergoda pada hal-hal non-primer. 

Langkah lainnya adalah belanja dengan cerdas, membeli barang primer seperlunya dengan memanfaatkan promo atau diskon yang mungkin ditawarkan selama bulan Ramadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun