Sajak Atas Kau Tuhan dalam Kasih Ramadhan
Hari ini dimana semua keluh kesah telah tertempa menjadi sebuah asa yang belum menjadi sebuah nyata, dikala gundah dan resah menjadi sebuah simponi yang menarik ulur waktu.
Kita berjalan menyusuri lorong gelap yang tak tahu dimana kita berpijak untuk berjalan, bahkan tak tahu apakah didepan masih terdapat batas cahaya.
Aku menyadari semua rasa yang kau berikan untuk menebus sebuah bayang waktu ilusi ini, kau berikan aku sebuah masa untuk aku pergunakan dalam indah.
Waktu memang akan menemani kemanapun insan ini berpijak, entah dalam peraduanya atau ditempat ketika mimpi bergejolak, kau tak pernah sekalipun membiarkan eosi liar ku menjadi nyata seperti itu.
Sulit ketika aku sadar jika masa ku seudah terlampau ku tinggalkan dan ku tukar dengan porak-poranda dunia fana.
Aku menjauh dari kedamaian abadi yang telah kau berikan jauh sebelum lajur ini menjulang menembus keraguan.
Kau tetap membimbing ku hingga kau pertemukan hamba pada janji untuk bersahabat dengan tanah, bersahabat dengan dingin dan sunyi.
Aku tersadar jika jalur yang hamba pijak bukan untuk kita sia-siakan menjadi butiran pasir yang tak tentu arah atau menjadi butiran debu yang hilang arah.
Hari ini kau menunjukan cahaya abadi yang kau berikan kepada ku sebagai sebuah lentera yang ku gunakan untuk menembus dan menebus dosa.
Kau memberikan masa ku kembali, kau hapuskan semua noda hitam dalam relung ini.
Kau tunjukan jika kesempatan untuk mencari kebenaran atas semua pertanyaan. Kau memberikan sebuah asa baru, memberikan pengarapan baru agar ku bisa hidup dalam terang.
Ramadhan ini aku percaya jika kau telah memberi satu makna dari berjuta cerita yang ku toreh melalui tinta kenyataan.
Aku mencintai mu wahai dzat yang maha mengetahui dari apa yang umatnya resahkan akan sebuah takdir, takdir yang belum semua tau bagaimana epilog menjadi kunci.
Tuhan, akan aku manfaatkan semua masa yang kau ulang kepada ku sebagai sebuah kesempatam.
Sampai hari kemenangan kelak akan ku jaga cahaya yang kau tanamkan dalam hati ini.