Mengingat Masa Kecil "Puasa Balas Dendam Dan Kalap Belana Makanan"
Puasa adalah menahan lapar dari makan dan minum mulai terbit fajar hingga terbenam matahari, begitulah yang disampaikan guru ngajiku saat mengajarkan kami tentang bagaimana belajar puasa.
Belajar mengaji ditempat tinggalku biasanya dari Magrib sampai Isya dengan penerangan lampu seadanya. Maklum waktu itu kampung tempat tinggalku belum ada listrik, kami hanya menggunakan lampu pelita sebagai alat penerang. Sekalipun demikian tidak mengurangi semangat kami untuk mengaji.
Seminggu sebelum memasuki bulan suci ramadhan, sudah menjadi tradisi menghatamkan pengajian untuk persiapan memasuki bulan suci ramadhan.
Dengan senang hati setiap santri dan wali santri membawa makanan dari rumah masing masing untuk dimakan bersama di tempat mengaji sebagai tanda bahwa belajar mengaji di mushalla untuk tahun ini sementara diliburkan hingga selesai hari raya idul fitri.
Pada kesempatan tersebut guru mengaji kami memberikan tausiah tentang persiapan memasuki bulan suci ramadhan. Dan meminta kepada kami yang sudah duduk dikelas 1 sampai kelas 3 sekolah dasar untuk memulai belajar puasa agar ketika balig nanti terbiasa melakukan puasa.
Ketika itu aku masih duduk di kelas 3 sekolah dasar bersama teman teman mengaji sebayaku janjian untuk mulai belajar puasa ketika bulan suci ramadhan tiba.
Malam pertama bulan puasa kami sholat Isya dan sholat Tarwih berjama'ah ditempat kami mengaji dan saling mengingat mulai besok kita berpuasa.
Hari pertama bepuasa tentu menjadi sangat berat bagi kami, karena masih baru belajar berpuasa sekalipun oleh orang tua dan guru mengaji kami menyarankan kalau tidak mampu sampai waktu Magrib cukup sampai waktu Dhuhur kemudian disambung lagi hingga waktu Magrib tiba.
Mengingat pengalaman pertama berpuasa terasa lucu dan menggemaskan. Sebagian dari kami saling menceritakan ketika merasakan lapar ada yang lari ke kolam dekat mushalla untuk mandi dan menyelam sambil minum air, sebagian lagi pulang ke rumah masing masing melihat sambil mengamati keaadaan apakah ada orang yang melihat atau tidak agar tidak ketahuan bahwa dia mau mengambil makanan.
Jika tidak ada yang melihat, lalu dia mengambil makanan yang ada untuk menghilangkan rasa lapar. Biasanya kami lakukan menjelang waktu Dhuhur, Masing masing dari kami masih beranggapan bahwa yang membatalkan puasa adalah makan dan minum yang diketahui orang lain atau didepan orang banyak.
Walaupun sudah minum dan makan seadanya yang kami anggap tidak membatalkan puasa, dengan cara kami masing masing ketika menjelang waktu dhuhur tadi, tetap saja tidak bisa mengurangi rasa lapar.
Menjelang Magrib tiba fenomena berjualan ta'jil atau makanan untuk berbuka puasa mulai terasa, sepanjang jalan banyak penjual dadakan bermunculan, berbagai makanan dan minuman dipajang untuk menarik perhatian pembeli tak terkecuali buah kelapa muda yang menjadi minuman favorit saat berbuka puasa.
Demikian halnya dengan kami, meminta kepada orang tua agar dibelikan berbagai makanan kesukaan yang terpajang di lapak lapak para penjual ta'jil mulai dari surabi, es kelapa muda, kue lapis, dan buah buahan.
Melihat aneka makanan dan minuman untuk berbuka telah disiapkan, dalam hati mengharap agar waktu berbuka puasa cepat cepat tiba. Keinginan menyantap semua makanan yang tersedia seakan akan habis diwaktu berbuka.
Azan Magribpun dikumandangkan bertanda berbuka puasa telah tiba, baca do'a dipimpin orang tua sebelum berbuka bersama. Semua makanan aku coba untuk memenuhi keinganan yang tertunda, tanpa berpikir akan dampaknya.
Selesai berbuka puasa badan terasa lemas, perut terasa berat karena kekenyangan setelah makan berlebihan seakaan akan balas dendam karena seharian tidak makan. Itulah "Puasa Balas Dendam" (Istilah orang dikampungku) akibat dari kalap belanja makanan ketika menjelang berbuka puasa.
Semoga Bermanfaat....
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Semoga Puasa Kita Diterima Oleh Allah SWT
Sehat & Semangat Selalu..........
Agar Covid 19 Segera Berlalu.......
Aamiin Ya Rabbal'alamiin
H.M. Hamidi (Belajarbersama#OmB4P#)
Pemerhati Sosial & Pelaku Pemberdayaan Masyarakat