Deddy Huang
Deddy Huang Freelancer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ternyata Ini Rahasia Kerokan Selain Mengatasi Sakit Ringan

28 April 2020   17:15 Diperbarui: 28 April 2020   17:20 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ternyata Ini Rahasia Kerokan Selain Mengatasi Sakit Ringan
Ilustrasi koin untuk kerokan (sumber : kompas.com)

Mang Jubai memekik keras sambil memegang bantal dengan keras. Bantal terus dia remas untuk menahan tekanan kuat setiap goresan menyentil urat sarafnya. 

Olesan minyak goreng dengan irisan bawang dibalur di punggung. Dengan tekanan kuat bercampur kesal, goresan koin seakan menyayat kulit Mang Jubai oleh tangan Bik Juhai, istrinya.

Hari ini malam jumat, Mang Jubai sudah berencana menyiapkan rencana pulang lebih cepat. Sengaja mencari alasan agar tidak ikut ronda malam dengan sohib kentalnya, Mang Tole. Apes memang kondisi Mang Jubai. 

Selain harus menahan birahi kentara sekujur tubuhnya tiba-tiba merasa kurang enak badan. Padahal siangnya Mang Jubai sudah membeli jamu racikan agar bisa memadu kasih dengan Bik Juhai. Terpaksa Mang Jubai gigit jari akibat ulah dia seminggu ini keluyuran sampai malam.

Gesekan koin di punggung Mang Jubai semakin kencang. "Diam!" seru Bik Juhai yang tersirat senyum dari bibirnya. Cerita biduk rumah tangga Mang Jubai dan Bik Juhai adalah potret romantisme rumah tangga lewat kerokan. Bik Juhai sebagai istri tahu sekali kelakuan suaminya. 

Sepertinya sudah menjadi ciri orang Indonesia, kerokan dapat mengatasi sakit ringan. Tak peduli kelompok kelas menengah bawah atau atas, muda dan dewasa. Popularitas kerokan menjadi solusi kalau badan sedang tak enak badan.

Asal Mula Kerokan

Belakangan cuaca memang nggak menentu. Kadang terik matahari di atas ubun-ubun kepala bisa membuat migrain, pandangan menjadi kabur. Namun tak lama langit gemuruh seperti suara panci jatuh di dapur rumah. Apalagi kalau selama pandemi kita jarang melakukan kegiatan olahraga.

Saat badan terasa tidak enak, kita seringkali menganggap masuk angin sebagai penyebabnya. Dan untuk mengatasinya, cara pertama yang dilakukan berupa kerokan. Keajaiban kerokan bukan hanya saya sendiri yang pernah merasakan. Guratan garis merah di punggung dianggap sebagai banyaknya angin yang masuk ke dalam tubuh.

Metode kerokan di Cina bernama Gua Sha (sumber : kompas.com)
Metode kerokan di Cina bernama Gua Sha (sumber : kompas.com)
Kerokan relevan dengan kehidupan saya, bahkan mungkin kalian. Lantaran populernya kerokan sebagai cara mengatasi sakit ringan, maka diteruskan secara turun temurun. Saat badan terasa pegal dan linu, kepala pusing, perut kembung, dan lainnya maka kerokan saja.

Sebagai orang Cina, dari kecil saya sudah mengenal teknik kerokan. Saya mengamati ketika nenek saya menggunakan irisan bawang goreng ditambah minyak goreng. Kemudian menggunakan sendok bebek terbuat dari keramik sebagai media pengerok. Di Cina, teknik ini masuk dalam pengobatan tradisional yaitu Gua Sha. Metode ini umumnya digunakan untuk mengatasi nyeri otot dan tubuh yang tegang.

Teknik Kerok yang Bijak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun