Hub sehat
Hub sehat

Empower people to achieve a healty life by connecting healthcare journey seamlessly with doctors

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Solusi Berpuasa Ramadan bagi Penderita Penyakit Kronis

16 Mei 2018   16:04 Diperbarui: 16 Mei 2018   16:35 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Solusi Berpuasa Ramadan bagi Penderita Penyakit Kronis
Sumber: nutp.org

Misalnya, makan ikan bukan daging merah karena ikan tidak mengandung lemak berbahaya. Ini mengandung lemak yang sehat yang disebut Omega 3 yang penting untuk jantung sehat dan arteri. Gunakan minyak nabati yang baik seperti minyak zaitun sebagai pengganti lemak lain karena mengandung lemak omega yang baik untuk arteri. Makan sayuran dan buah setiap hari -- segar atau dimasak -- karena mengandung vitamin dan mineral serta serat dalam jumlah besar. Pasien jantung juga disarankan untuk makan roti coklat daripada roti putih.

Asupan cairan sering diabaikan atau dilupakan selama bulan sibuk ini. Sangat penting untuk memastikan asupan cairan yang cukup. Tingkat cairan yang rendah dapat menyebabkan dehidrasi, sakit kepala, tekanan darah rendah atau konstipasi.

Seiring dengan administrasi makanan, Memonitor selalu berat badan, tekanan darah, dan tanda vital lainnya dengan +hubsehat sangat penting di lakukan sebagai pengingat kondisi kesehatan anda waktu ke waktu selain itu latihan ringan juga di perlukan. Dengan melakukan sholat Tarawih dan lima waktu secara teratur bagian latihan dapat dianggap tertutupi.


Pasien dialysis (cuci darah)

Pada pasien Dialysis yang termasuk juga penyakit kronis harus memperhatikan makanan yang mereka makan agar tetap sehat saat berpuasa. Penderita dialysis dapat menghadapi masalah kesehatan selama Ramadhan jika mereka gagal mengikuti diet sehat dan cepat dengan benar. Adalah penting bahwa mereka menyadari apa yang merupakan diet sehat dan apa yang tidak. Pasien dialisis yang tidak yakin makanan terbaik untuk makan harus berkonsultasi dengan ahli gizi mereka untuk nasihat sebelum berpuasa.

Makan cukup protein setiap hari di saat berbuka dan Sahur adalah suatu keharusan. Ikuti aturan dasar nutrisi yang baik dan konsumsi cairan hanya dalam batas yang direkomendasikan, yaitu sekitar satu liter hingga satu setengah liter per hari untuk mencegah dehidrasi. Penting juga untuk memastikan bahwa makanan tidak terlalu asin untuk menghindari tekanan darah tinggi dan rasa haus yang berlebihan saat berpuasa.

Perawatan harus diambil untuk menghindari makanan yang kaya kalium seperti kurma, pisang, jeruk, mangga, tomat, kentang dan okra, yang biasanya dimakan selama Ramadhan. Cobalah untuk makan hidangan non-lemak dan pastikan makanan dimasak dengan cara yang sehat oleh mendidih dan memanggang daripada menggoreng. Konsumsi sumber kalsium dalam jumlah yang diperlukan pola dietnya benar-benar berbeda.

Pasien diabetes

selama Ramadan, penderita diabetes dan pra-diabetes perlu ekstra hati-hati dalam merencanakan diet seimbang. Bagi penderita diabetes, alih-alih mengonsumsi 5-6 kali, makanan dikurangi menjadi 2 atau 3 kali dalam 24 jam. Selama Ramadhan, kesenjangan antara waktu makan antara 12 hingga 15 jam, yang dapat menjadi masalah karena penderita diabetes disarankan untuk makan secara teratur dan tepat waktu.

Jadi langkah pertama untuk seorang pasien diabetes sebelum berpuasa harus berkonsultasi dengan dokternya bersama ahli gizi yang akan dapat memandu dengan baik apakah aman untuk berpuasa. Puasa menghasilkan perubahan metabolisme dan oleh karena itu penting untuk menyesuaikan rencana manajemen diabetes. Pasien dengan diabetes tipe 1 yang memiliki riwayat hipoglikemia berulang berisiko lebih tinggi jika cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun