IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Penulis

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

"Open House Allah 24 Jam"

15 Juni 2018   23:02 Diperbarui: 15 Juni 2018   23:17 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Open House Allah 24 Jam"
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

OPEN HOUSE ALLAH 24 JAM

Oleh:

IDRIS APANDI

(Praktisi Pendidikan)

Di hari raya idulfitri umat islam bersuka cita karena merayakan kemenangan dan kembali kepada kesucian setelah berpuasa di bulan Ramadan. Kumpul-kumpul keluarga dan silaturahim antarwarga menjadi pemandangan yang terjadi di setiap tempat yang yang merayakan idulfitri.

Salah satu tradisi yang dilaksanakan pada saat idulfitri adalah open house. Pihak yang menyelenggarakannya biasanya kalangan pejabat pemerintah pusat, pemerintah daerah, pimpinan organisasi, atau pengusaha. Kegiatan open house menjadi sarana untuk bersilaturahim atau saling memaafkan. 

Ada open house yang sifatnya terbuka utuk umum, tetapi ada juga yang hanya untuk tamu undangan. Waktunya pun biasanya terbatas, hanya beberapa jam.

Acara open house merupakan cara yang cukup efektif bagi pejabat untuk bersilaturahim dengan para stafnya, konstituen, simpatisan, atau warga umum, karena mereka yang didatangi oleh tamu undangan atau warga. Selain disediakan makanan dan minuman, ada juga yang sekalian membagi santunan. 

Tentunya orang yang datang ke open house datang senang karena merasa terhormat bertemu dengan pejabat penting, begitu pun sang pejabat merasa senang karena banyak yang mengunjungi. Disitulah terjadi simbiosis mutualisme.

Biasanya tingkat ketokohan menentukan siapa yang datang pada saat open house.  Kalau yang membuka open house adalah seorang presiden, maka yang datang adalah para menteri, pejabat setingkat penting, ketua lembaga negara, dan tokoh-tokoh penting lainnya. Walau demikian, pada masa presiden Joko Widodo, warga biasa pun ada yang diundang untuk mengikuti acara open house. 

Mungkin ingin menunjukkan bahwa rakyat biasa pun bisa masuk istana, walau hanya segelintir orang saja, karena banyak yang ingin masuk istana tetapi belum mendapatkan kesempatan.

Ketika tidak semua warga dapat mengikuti kegiatan open house yang dilakukan oleh pejabat, maka ada open house yang dapat diikuti oleh semua umat Islam, tidak mengenal latar belakang profesi, sosial, dan ekonomi, tanpa protokoler, terbuka 24 jam dan bisa kapan saja, yaitu open house yang "diselenggarakan" oleh Allah Swt. Pintu "rumahnya" selalu terbuka. Setiap yang mengetuk atau membuka "pintu rumahnya" akan disambut dengan kasih sayang dan akan dimuliakan.

"Rumah" tersebut tiada lain adalah masjid. Ya di masjidlah Allah menggelar open house. Umat Islam bisa datang kapan saja, salat, menyebut nama-nama terbaik-Nya, memanjatkan doa, memohon ampunan, meminta rezeki, dan hal-hal baik lainnya. Bahkan bagi orang yang memiliki bekal yang cukup, mereka datang ke pusat open house Dzat Yang Maha kuasa, yaitu Ka'bah di Masjidil Haram Mekkah melalui umrah dan ibadah haji.

Allah sebagai Sang pemilik hidup dan kehidupan, pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan bumi sangat senang kalau sering diminta oleh makhluk-Nya. Semakin sering seorang hamba meminta pada-Nya, maka Dia akan semakin senang. Setiap hamba yang "bersilaturahim" dan meminta kepada-Nya dijamin akan diijabah, walau tentu Dia Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya.

Ketika banyak yang orang ingin ikut open house dan berjabat tangan atau sungkem kepada pejabat, seharusnya akan lebih senang dan lebih bangga dapat "sungkem" kepada Dzat yang Maha Kuasa. 

Tidak perlu berdesak-desakkan dan dijamin semuanya akan mendapat bagian. Pertanyaannya adalah sejauh mana keinginan dan antusiasme kita mengikuti acara open house dari Allah Swt. ketika kita masih suka melalaikan panggilan (azan) untuk melaksanakan salat di masjid?

Hal inilah yang perlu kita renungkan bersama. Ketika seorang manusia begitu riang gembira mendapatkan undangan acara open house dari pejabat. 

Beberapa hari sebelumnya sudah mempersiapkan pakaian yang sesuai agar sopan dan tidak salah kostum, tapi mengapa undangan salat berjamaah sebanyak lima kali sehari semalam masih suka melalaikannya?

Ketika orang begitu semangat untuk menghadiri acara open house yang diselenggarakan oleh pejabat, untuk menghadiri open house Sang Pencipta tantangannya sangat luar biasa, rasa malas mendera, padahal jaminan pahala sudah diberikan Sang Maha Pencipta. 

Jika demikian adanya, berarti tingkat keimanan kita masih rendah, hati kita sedang "sakit", dan masih berada dalam kendali setan yang senantiasa menggoda umat manusia. "Aku dekat, Engkau dekat. Aku jauh, Engkau jauh." Itulah salah satu syair lagu Tuhan yang dinyanyikan Bimbo. 

Oleh karenanya, mari kita berdoa kepada Allah Swt. agar senantiasa diberikan kekuatan dan semangat untuk menghadiri open house yang selalu dibuka setiap hari selama 24 jam sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada-Nya. Wallaahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun