Ifah Latifah
Ifah Latifah Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Menyingkap Fakta: Sampah di Balik Kemeriahan Bulan Ramadan

15 Maret 2024   01:01 Diperbarui: 18 Maret 2024   15:59 1987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyingkap Fakta: Sampah di Balik Kemeriahan Bulan Ramadan
gambar : kompas.com

Selain masalah lingkungan, penanganan sampah yang buruk juga menciptakan masalah sosial dan kesehatan masyarakat. Tumpukan sampah dapat menjadi tempat berkembang biak bagi serangga dan hewan pengerat, yang dapat menyebarkan penyakit dan menciptakan kondisi yang tidak higienis. 

Selain itu, aroma busuk dari sampah yang membusuk dapat menjadi sumber polusi udara yang menyebabkan masalah pernapasan bagi masyarakat sekitar.

Tanggung Jawab Individu dan Masyarakat

Dalam konteks Ramadan, penting bagi umat Muslim untuk menyadari tanggung jawab mereka terhadap lingkungan dan masyarakat. Islam mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan dan merawat bumi sebagai bagian dari kewajiban agama. Rasulullah Muhammad SAW bersabda

"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan) menyukai kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan, bagus (dan) menyukai kebagusan. Oleh sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu." (HR. Tirmidzi)" 

Pesan ini menegaskan pentingnya menjaga lingkungan bersih sebagai bagian integral dari praktik keagamaan yang dianjurkan oleh Rasul.

Solusi dan Tindakan Praktis

Untuk mengatasi masalah sampah di bulan Ramadan, diperlukan tindakan kolektif dari individu, komunitas, dan pemerintah. Beberapa langkah praktis yang dapat diambil meliputi:

  1. Pendidikan dan Kesadaran: Kampanye penyuluhan dan pendidikan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan mengelola sampah dengan benar. Hal ini dipandang sangat penting, mengingat masih kurang kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan. Hampir di setiap tempat terlebih lagi tempat-tempat keramaian pasti menyisakan sampah yang banyak.

Pada sebagian orang mungkin masih menganggap adanya petugas kebersihan yang telah di gaji  oleh pemerintah daerah untuk membersihkan sampah-sampah tersebut. 

Cara pandang seperti ini adalah cara pandang dari hasil pemikiran yang sempit. Tidakkah kita ingin berpartisipasi untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan?

Itu sebabnya perlu kampanye yang bersifat kontinyu sampai muncul kesadaran diri masyarakat untuk menjaga lingkungannya.

  1. Program Daur Ulang: Mendorong praktik daur ulang dan penggunaan produk ramah lingkungan untuk mengurangi limbah plastik. Program ini hendaknya menjadi hal yang diprioritaskan. Peran pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk berjalan dan keberlanjutan program ini. Mungkin bisa dimulai dengan pembatasan penggunaan kantong plastik, styrofoam, botol plastik dan lain-lain yang tidak dapat busuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun