Ifah Latifah
Ifah Latifah Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Menyingkap Fakta: Sampah di Balik Kemeriahan Bulan Ramadan

15 Maret 2024   01:01 Diperbarui: 18 Maret 2024   15:59 1986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyingkap Fakta: Sampah di Balik Kemeriahan Bulan Ramadan
gambar : kompas.com

Memisahkan sampah sesuai jenis organik dan anorganik sehingga memudahkan petugas untuk melakukan pemilihan sampah untuk bisa didaur ulang. 

Sampah organik bisa didaur ulang menjadi pupuk yang bermanfaat untuk tanaman dan sampah plastik dapat didaur ulang menjadi produk-produk baru yang bernilai ekonomis.

  1. Pengelolaan Sampah: Meningkatkan infrastruktur pengelolaan sampah, termasuk penempatan tempat sampah yang cukup dan sistem pengangkutan sampah yang efisien. Kebiasaan yang sering kita lihat adalah kurang tersedianya tempat-tempat untuk membuang sampah. Hal ini bukanlah menjadi persoalan besar jika tiap-tiap individu menyadari bahwa membuang sampah sembarangan berarti turut menyumbang kerusakan bagi lingkungan. Dengan kesadaran itu, mereka akan berhati-hati dalam membuang sampah sehingga tidak banyak sampah berserakan, pengelolaan sampah menjadi lebih mudah dan efisien.
  2. Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan membersihkan dan menjaga kebersihan lingkungan. Dorongan partisipasi ini biasanya efektif dilakukan oleh pemangku kebijakan, seperti Bupati, Camat, kepala desa dan kepala dusun atau yang lainnya.
  3. Kepedulian Individu: Memotivasi setiap individu untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri dalam mengelola sampah dengan membuangnya pada tempatnya dan memilih produk ramah lingkungan. Motivasi ini muncul dari dalam diri sendiri, dengan memiliki kesadaran ini persoalan  sampah pasti akan lebih mudah diatasi.

Selagi masih berada di Bulan Ramadan sebagai pilihan waktu yang tepat untuk introspeksi, pengabdian, dan pembersihan jiwa. Selain itu kita juga harus ingat untuk membersihkan dan merawat lingkungan tempat kita tinggal. 

Dengan kesadaran, edukasi, dan tindakan kolektif, kita dapat menjaga kebersihan dan kelestarian bumi, menjadikan bulan Ramadan sebagai momen yang membawa berkah bagi alam semesta ini. 

Semoga kita semua dapat menjadi agen perubahan positif dalam menjaga kebersihan lingkungan, tidak hanya selama bulan Ramadan, tetapi sepanjang tahun.

"Selamat menunaikan Ibadah Puasa"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun