Iis Suwartini
Iis Suwartini Dosen

Iis Suwartini merupakan dosen di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta sejak tahun 2014. Mengajar pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saat ini sedang menempuh studi S3 pada jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Sebelas Maret (UNS). Penulis aktif menulis kolom opini, cerpen, cerita sejarah dan cerita misteri di beberapa koran.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Melestarikan Sejarah Islam Melalui Lomba Takbir, Momen Berkesan

19 April 2021   15:54 Diperbarui: 19 April 2021   16:36 3870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejauh kaki melangkah, sembari melantunkan takbir rasa lelah terobati. Ribuan cahaya lampion  menerangi sepanjang jalan diiringi dengan suara beduk yang menggema seantero negeri. Momen tersebut merupakan simbol kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan lamanya menahan  hawa nafsu. Lomba takbir momen yang paling berkesan dan tak terlupakan. Betapa penuh suka cita menyambut kemenangan dengan sejuta kreativitas.

Jarak yang ditempuh cukup lumayan jauh bagi seorang anak kecil namun itu semua tidak terasa. Terkadang sampai larut malam, dukungan penuh dari keluarga menjadikan lomba takbir begitu berkesan. 

Ayah dan Ibu sejak pagi sudah sibuk menyiapkan untuk lomba mulai dari pakaian, makanan dan segala aksesorisnya. Para warga pun  bergotong royong membuat maskot lampion yang begitu besar dan megah. Para penonton yang menunggu kedatangan saya dan rombongan di sepanjang jalan menjadi kebahagaiaan tersendiri.

Lomba takbir di gelar tidak hanya sekedar untuk memeriahkan malam takbiran saja, namun untuk mempererat ukhuwah islamiah dan melestarikan sejarah Islam. Anjuran untuk menghidupkan malam hari raya Idul Fitri oleh sebagian umat Islam di berbagai daerah dikemas menjadi lomba takbir baik di tingkat desa, kelurahan, kecamatan maupun kabupaten.

Pada momen tersebut seluruh warga bekerja sama mempersiapkan lomba takbir dengan kreativitas yang tak main-main. Setiap tim mengusung tema yang khas dan mengandung nilai sejarah Islam. 

Mengapa perlu mengusung tema? di sinilah para peserta ditantang untuk menghadirkan sejarah Islam dalam pertunjukan lomba takbir mulai dari lampion, pakain,  musik, aneka aksesoris hingga pada acara inti yaitu atraksi. Menarik bukan, tidak hanya menikmati keindahan lampioan saja namun menikmati teatrikal.

Beberapa tema yang kerap diangkat dalam lomba takbir sebagai berikut.

(1) kisah pasukan gajah Abrahah ingin menghancurkan mekah dihadang oleh burung ababil. Penggambaran atraksi dengan ratusan lampion menyerupai burung ababil  menyerang  pasukan gajah.  Pasukan gajah pun berhasil dikalahkan.

(2) penyebaran Islam pada jaman para wali yang masuk melalui akuturasi budaya. Penggambaran situasi dengan ratusan lampion menyerupai wayang didukung suara gamelan. Salah seorang peserta menyerupai wali duduk di atas lampion berbentuk panggung sembari mendalang.

(3)  Kisah Laksamana Cheng Ho menyebarkan Islam juga sangat dinantikan. Dengan lampion berbantuk kapal besar diiringi para prajurit berpakaian nuansa merah mirip etnis tionghoa menambah semarak takbiran. Laksamana Ceng Ho melakukan ekpedisi ke berbagai daerah Asia dan Afrika salah satu tujuannya untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Selain kisah tersebut masih banyak lagi kisah lainnya.

Dari momen tersebut saya belajar banyak hal. Saya mulai memahami pentingnya bekerja sama, segala sesuatu akan terasa ringan jika dikerjakan bersama-sama. 

Selain itu jiwa sportivitas pun sudah mulai tumbuh sejak kecil. Belajar menerima kekalahan dari setiap kompetisi dan mensyukuri kemenangan. Memiliki semangat pantang menyerah dan terciptanya iklim sosial yang baik. Dengan begitu lomba takbir perlu dilestarikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun