Bangkitlah apapun keadaannya.. Karena kesuksesan itu berawal dari kegagalan
Tradisi Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan di Kota Malang
Para tamu akan pergi kerumah orang yang mengudang untuk memenuhi acara megengan kemudian Tuan rumah mengungkapkan keinginan kepada sesepuh lingkungan yang kemudian akan dibacakan doa mengenai hajatnya. Setelah selesai dibacakannya doa, makanan tersebut akan dibagikan kepada para tamu undangan. Pelaksanaan acara megengan tersebut biasanya dilakukan dengan diantarkan dari rumah ke rumah.
Selain dilaksanakan di rumah, megengan juga dapat dilaksanakan di langgar ataupun masjid. Para warga membawa makanan masing-masing ke langgar atau masjid, dan mereka akan melakukan doa bersama yang dipimpin oleh seorang sesepuh desa.
Sebelum makanan dan kue Apem dibagikan, jamaah Megengan biasanya terlebih dahulu membaca tahlil dan istighosah. Harapannya, supaya dalam menjalani ibadah puasa Ramadan mereka tenang dan tentram karena Allah SWT sudah memaafkan dosa yang mereka perbuat.
Kata beliau dulu acara megengan ini di sambut dengan sangat meriah bahkan kue apem yang dibawa kemasjid harus dibuat sendiri untuk mengungkapkan rasa senangnya menyambut bulan yang suci ini.
Tetapi seiring perkembangan zaman acara megengan ini semakin sepi dan tidak semeriah dulu. Karena anak zaman sekarang lebih mementingkan Ponsel daripada yang lain. Bahkan yang datang kemasjid Cuma sedikit dan menjadi sosok Individual yang tidak bisa memanfaatkan teknologi. Dan kata beliau Biasanya kue apem akan dibuat sendiri tetapi sekarang tidak ada yang membuat sendiri lebih cenderung membeli plastikan karena praktis.
Selain megengan tradisi lain di kota ini adalah bebersih Desa. Bebersih ini dilakukan dengan cara membersihkan rumah, lingkungan, bahkan mushola-mushola sekitar agar orang yang ingin melaksanakan ibdah tarawih nanti menjadi khusuk dan nyaman. Bebersih Desa ini dilakukan guna saat datangnya ramadhan desa menjadi bersih seperti hati yang suci saat menyambut ramdhan.
Selain bebersih desa, Warga Sumbersari juga melakukan bebersih makam yang ada didesa tersebut. Tradisi ini betujuan untuk menghormati arwah leluhur yang dilakukan secara rutin setahun sekali menjelang bulan Ramadhan di bulan Ruwah atau Sya'ban. Selain itu membersihkan makam juga bertujuan agar makam menjadi terawat dan bersih.
Selain membersikan makam biasanya keluarga leluhur akan membacakan tahlil dan ayat al quran serta menaburkan beberapa bunga di atasnnya. Dengan seiring berkembangnya waktu tradisi bebersih desa ini semakin hilang apalagi ditambah adanya masa pandemi ini, Sekarang desa menjadi sepi karena masyarakat sering menetap dirumah. Akan tetapi tradisi membersikan makam masih tetap ada walaupun tidak seramai dulu.