Ika Lutfia Fitriani
Ika Lutfia Fitriani Lainnya

Bangkitlah apapun keadaannya.. Karena kesuksesan itu berawal dari kegagalan

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Tradisi Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan di Kota Malang

1 April 2022   01:48 Diperbarui: 1 April 2022   02:00 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa Sebentar lagi akan memasuki Bulan suci Ramadhan. Menjelang Datangnya Ramadhan, Biasanya masyarakat di Indonesia perdaerah memiliki tradisinya masing-masing untuk menyambut datangnya bulan yang penuh barokah ini. 

Di jawa timur sendiri terdapat banyak sekali kebiasaan yang dilakukan sebelum memasuki bulan puasa.  Menjelang ramadhan kali ini saya masih berada di kota malang tempat saya menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Malang. Saya penasaran bagaimana kebiasaan orang malang ketika ingin memasuki bulan suci ramdhan. 

Kalau Di desa saya terdapat tradisi megengan guna menyambut datangnya ramdhan. Dan kemarin saya mengunjungi Masjid Manarul Huda yang merupakan salah satu masjid yang ada di kota malang. Kedatangan saya ke masjid ini guna mewawancarai takmir atau sesepuh yang ada dikota malang ini guna menanyakan tradisi atau kebiasaan menjelang puasa. Saya kesana bersama teman ssaya. Dan sesampainya masjid ternyata masjid tersebut masih terkunci. 

Jadi saya bertanya kepada masyarakat sekitar untuk bertanya keberadaan rumah salah satu takmir atau sesepuh disana. Setelah bertanya saya ditunjukkan rumah pak ridwan yang merupakan salah satu sesepuh dan imam masjid di sana. Pak Ridwan berusia 90 tahun dan tinggal sendiri dirumahnya. Walaupun sudah sepuh beliau ini masih tampak sehat dan kuat. 

Bahkan ingatan beliau juga masih sangat kuat. Akan tetapi pendengaran beliau sudah berkurang, Saat saya sampai dirumah beliau dan menceritakan tujuan saya kesana beliau sangat antusias sekali. Beliau juga menceritakan pengalaman beliau selama masih muda. Tenyata beliau ini bisa berbahasa jawa, indonesia, inggris, dan jepang. Beliau ini sudah hidup pada saat penjajahan jepang dan belanda. 

Bahkan beliau sudah pernah melakukan ibadah haji 2 kali dan ibadah umrah 12 kali. Beliau juga pernah merasakan duduk dibangku perkuliahan di salah satu Universitas malang yaitu Sekarang Terkenal dengan sebutan Universitas Brawijaya. Jadi untuk pengalaman hidup jangan ditanyakan lagi.

Saya bertanya kepada beliau tentang apa saja kebiasaan yang dilakukan warga malang sebelum ramadhan. Beliau mengatakan ada beberapa kebiasaan warga sini sebelum datangnya ramadhan yaitu megengan dan nyadran. Menurut beliau Megengan ini tidak ada pengertian khusus tetapi Megengan ini merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang dilakukan masyarakat jawa menjelang bulan suci ramadhan. 

Tujuan dilaksanakannya megengan ini untuk mengungkapkan rasa syukur dan suka cita masyarakat sekitar dalam menyambut bulan ramadhan. Tradisi megengan memang tidak ada saat masa Rosulullah Saw. Tetapi, Awal terjadinya megengan ini diduga dimulai pada saat masa para wali yaitu lebih tepatnya oleh sunan kalijaga. Dan hingga saat ini tradisi sudah mendarah daging dan sulit dihilangkan

Biasanya Megengan ini disajikan dengan membawa nasi dan beberapa lauk pauk serta jajanan tradisional salah satunya yaitu kue apem yang menjadi ciri khas tradisi ini. Kue apem ini menjadi simbol untuk meminta ampunan kepada yang maha kuasa atas dosa di masa lalu. 

Kue apem ini diambil dari bahasa arab afwan yang berarti pemaaf. megengan dimulai pada waktu petang hari setelah subuh dengan mengundang para tamu undangan. 

Para tamu akan pergi kerumah orang yang mengudang  untuk memenuhi acara megengan kemudian Tuan rumah mengungkapkan keinginan kepada sesepuh lingkungan yang kemudian akan dibacakan doa mengenai hajatnya. Setelah selesai dibacakannya doa,  makanan tersebut akan dibagikan kepada para tamu undangan. Pelaksanaan acara megengan tersebut biasanya dilakukan dengan diantarkan dari rumah ke rumah. 

Selain dilaksanakan di rumah, megengan juga dapat dilaksanakan di langgar ataupun masjid. Para warga membawa makanan masing-masing ke langgar atau masjid, dan mereka akan melakukan doa bersama yang dipimpin oleh seorang sesepuh desa. 

Sebelum makanan dan kue Apem dibagikan, jamaah Megengan biasanya terlebih dahulu membaca tahlil dan istighosah. Harapannya, supaya dalam menjalani ibadah puasa Ramadan mereka tenang dan tentram karena Allah SWT sudah memaafkan dosa yang mereka perbuat. 

Kata beliau dulu acara megengan ini di sambut dengan sangat meriah bahkan kue apem yang dibawa kemasjid harus dibuat sendiri untuk mengungkapkan rasa senangnya menyambut bulan yang suci ini. 

Tetapi seiring perkembangan zaman acara megengan ini semakin sepi dan tidak semeriah dulu. Karena anak zaman sekarang lebih mementingkan Ponsel daripada yang lain. Bahkan yang datang kemasjid Cuma sedikit dan menjadi sosok Individual yang tidak bisa memanfaatkan teknologi. Dan kata beliau Biasanya kue apem akan dibuat sendiri tetapi sekarang tidak ada yang membuat sendiri lebih cenderung membeli plastikan karena praktis.

Selain megengan tradisi lain di kota ini adalah bebersih Desa. Bebersih ini dilakukan dengan cara membersihkan rumah, lingkungan, bahkan mushola-mushola sekitar agar orang yang ingin melaksanakan ibdah tarawih nanti menjadi khusuk dan  nyaman. Bebersih Desa ini dilakukan guna saat datangnya ramadhan desa menjadi bersih seperti hati yang suci saat menyambut ramdhan. 

Selain bebersih desa, Warga Sumbersari juga melakukan bebersih makam yang ada didesa tersebut. Tradisi ini betujuan untuk menghormati arwah leluhur yang dilakukan secara rutin setahun sekali menjelang bulan Ramadhan di bulan Ruwah atau Sya'ban. Selain itu membersihkan makam juga bertujuan agar makam menjadi terawat dan bersih. 

Selain membersikan makam biasanya keluarga leluhur akan membacakan tahlil dan ayat al quran serta menaburkan beberapa bunga di atasnnya. Dengan seiring berkembangnya waktu tradisi bebersih desa ini semakin hilang apalagi ditambah adanya masa pandemi ini, Sekarang desa menjadi sepi karena masyarakat sering menetap dirumah. Akan tetapi tradisi membersikan makam masih tetap ada walaupun tidak seramai dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun