Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.
Minta Bantuan ChatGPT untuk Membuat Fiksi Humor Ramadan, Ternyata Beginilah Hasilnya
Pernah nggak Kompasianers penasaran, secanggih apa ChatGPT kalau diminta membuat cerita komedi bertema Ramadan.
Iseng, saya pun memerintahkan ChatGPT untuk membuat humor fiksi Ramadan. Hasilnya, bisa dilihat dari tiga cerita berikut.
Cerita Pertama
Pada suatu hari di bulan Ramadan, ada seorang pria bernama Ali yang sangat tekun berpuasa dan rajin beribadah. Setiap hari, dia bangun pagi-pagi sekali untuk sahur dan tidak pernah melewatkan waktu berbuka puasa.
Suatu malam, Ali memutuskan untuk mengunjungi temannya yang tinggal di kota sebelah. Karena tidak ingin melewatkan waktu beribadah, Ali membawa sajadah dan Al-Quran untuk shalat di perjalanan.
Namun, ketika Ali sampai di kota temannya, dia merasa sangat lapar dan ingin segera berbuka. Sayangnya, dia lupa membawa makanan dan minuman untuk berbuka puasa.
Ali pun memutuskan untuk mencari toko yang masih buka untuk membeli makanan dan minuman. Setelah mencari-cari, akhirnya dia menemukan sebuah toko kecil yang masih buka.
"Toko ini buka sampai jam berapa?" tanya Ali kepada penjual.
"Maaf Pak, toko ini tutup selama bulan Ramadan," jawab penjual dengan sopan.
Ali merasa sedih karena tidak bisa berbuka di toko tersebut. Tapi tiba-tiba, dia teringat kalimat yang sering didengarnya saat Ramadan, "Jangan pernah putus asa, karena rezeki itu sudah diatur oleh Allah."
Ali pun berpikir keras dan akhirnya mendapat ide brilian. Dia meminta penjual untuk memberikan sepiring mie instan dan segelas air putih, dan membayar dengan uang 50 ribu rupiah.
"Kenapa membayar dengan uang 50 ribu rupiah? Padahal hanya membeli mie instan dan segelas air putih saja," tanya penjual.
"Saya tahu, tapi saya ingin memberikan sedekah pada toko ini. Supaya usaha toko ini lancar dan sukses selalu," jawab Ali dengan tersenyum.
Mendengar jawaban tersebut, penjual toko terharu dan mengucapkan terima kasih. Ali pun segera berbuka puasa dengan mie instan dan segelas air putih yang dia beli, dan merasa puas karena bisa berbuka di toko yang sudah tutup selama Ramadan.
Dari cerita ini, kita bisa belajar bahwa di saat-saat sulit seperti Ramadan, kita tidak boleh putus asa dan selalu berusaha mencari solusi. Dan yang terpenting, kita juga harus selalu berbuat baik dan bersedekah pada sesama, seperti yang dilakukan oleh Ali pada penjual toko tersebut
Cerita ke-2
Pada suatu malam Ramadan, seorang anak kecil sedang berbuka puasa dengan ayahnya. Setelah berbuka, ayahnya mengajaknya untuk berdoa bersama-sama.
Anak: "Ayah, kalau doanya panjang-panjang nanti aku bisa ngantuk."
Ayah: "Iya nak, tapi kita harus berdoa dengan khusyuk supaya Allah mengabulkan doa kita."
Anak: "Oke, ayah. Tapi boleh kan aku sambil mainan?"
Ayah: "Tentu saja tidak boleh, nak. Kita harus berdoa dengan serius."
Anak: "Tapi aku sudah tidak tahan ingin mainan, ayah. Kalau aku mainan sebentar saja nanti aku bisa berdoa dengan lebih fokus lagi."
Ayah: "Baiklah, nak. Tapi jangan lama-lama ya."
Anak pun membuka mainan robotnya dan bermain dengan senang hati. Namun, tidak lama kemudian, suara robot tersebut terdengar sangat keras sehingga mengganggu suasana berdoa.
Ayah: "Nak, matikan mainanmu sekarang juga! Suaranya sangat mengganggu!"
Anak: "Tapi ayah, mainan ini tidak punya tombol off. Kalau mau dimatikan, harus dikeluarkan baterainya dulu."
Ayah: "Baiklah, keluarkan baterainya sekarang!"
Anak: "Maaf, ayah. Saya tidak bisa membuka baterai robot ini. Tapi jangan khawatir, besok saya akan minta bantuan ustadz di sekolah untuk membukanya."
Ayah hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum. Mereka pun melanjutkan berdoa dengan tertawa dan ceria. Meskipun agak terganggu oleh mainan robot, mereka tetap bersyukur dapat merayakan Ramadan bersama-sama
Cerita ke-3
Suatu hari, di sebuah kota kecil di Indonesia, terdapat seorang lelaki bernama Ahmad yang sangat terkenal dengan kecerdasan dan kebaikannya. Ahmad sangat rajin beribadah dan selalu menolong orang yang membutuhkan bantuan.
Pada bulan Ramadan, Ahmad sangat semangat untuk berpuasa dan beribadah. Namun, pada suatu malam, ia sangat lapar dan dahaga setelah seharian berpuasa. Ia mencari-cari makanan dan minuman di dapur, tapi tidak menemukan apa-apa.
Tiba-tiba, ia teringat kalau dirinya punya seorang teman yang juga sedang berpuasa. Tanpa berpikir panjang, Ahmad bergegas menuju rumah temannya dan mengetuk pintu.
Temannya yang sedang tertidur pulas terbangun dan kaget melihat Ahmad di depan pintu rumahnya.
"Ahmad, apa yang terjadi?" tanya temannya.
"Maaf mengganggu malam-malam begini, teman. Saya sangat lapar dan dahaga setelah seharian berpuasa. Apakah kamu punya makanan dan minuman untuk saya?" jawab Ahmad.
Temannya tersenyum dan berkata, "Tentu saja, Ahmad. Tapi tunggu sebentar ya, saya akan segera mempersiapkannya."
Tidak lama kemudian, temannya keluar dari dapur membawa sebuah piring nasi dan segelas air putih. Ahmad sangat senang dan mengucapkan terima kasih kepada temannya.
Setelah memakan nasi dan meminum air putih, Ahmad merasa sangat kenyang dan puas. Ia berterima kasih lagi kepada temannya dan bergegas pulang ke rumah.
Namun, ketika Ahmad tiba di rumah, ia baru menyadari bahwa dirinya keliru dan telah meminta makanan dan minuman dari temannya yang juga sedang berpuasa.
Ahmad merasa sangat malu dan menyesal telah meminta makanan dan minuman dari temannya yang sedang berpuasa. Ia memutuskan untuk meminta maaf dan mengembalikan piring dan gelas yang dipinjamnya.
Keesokan harinya, Ahmad datang ke rumah temannya dengan membawa sebakul kurma dan sebotol air zam-zam. Ia meminta maaf atas kesalahannya dan memberikan hadiah tersebut sebagai tanda terima kasih.
Temannya tersenyum dan merasa senang dengan hadiah yang diberikan Ahmad. Ia memaafkan Ahmad dan berharap mereka tetap bisa saling membantu selama bulan Ramadan.
Kesimpulannya adalah...
Setuju nggak kalau saya bilang, ternyata hasil cerita komedi dari ChatGPt ternyata jauh dari kesan lucu.
Seandainya diminta mengeditnya pun, saya sendiri sampai bingung, mau diedit di bagian mana dan seperti apa mengeditnya.
Saya pun berkesimpulan, kemampuan humor ternyata adalah bentuk kecerdasan yang hanya dimiliki manusia. Artificial Intelligence pun tak mampu memiliki kecerdasan ini.