Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.
Toleransi Muhammadiyah dan NU di Desa Lopang
Malam itu adalah malam pertama saya tarawih. Malam pertama juga bagi saya yang setengah tahun lalu pindah ke desa Lopang, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan.
Namun ada yang janggal. Apalagi waktu melihat suami dan sulung saya yang tak jadi tadarus, dan ikut pulang menyusul saya ke rumah.
Tak hanya itu. Saya sadari ternyata bukan hanya musala tempat kami saja yang tak mengadakan tadarus. Tapi juga di masjid dan musala lainnya.
"Kita menghormati yang belum tarawih malam ini," ujar suami.
Sempat saya melongo. Padahal toh selama ini masjid dan musala Muhammadiyah hanya memasang lirih pengeras suara. Tapi tetap saja, mereka malah memilih meniadakan tadarus di malam pertama tarawih waktu itu.
Perbedaan Penetapan Puasa dan Lebaran yang tak Pernah Dipermasalahkan
Bukan hanya sekali dua kali saja perbedaan penetapan puasa atau lebaran antara Muhammadiyah dengan NU. Namun hal tersebut tak pernah menjadi masalah di desa tempat saya tinggal sekarang.
Seperti halnya saat 1 Ramadan di tahun ini. Jika Muhammadiyah memulai puasa pada tanggal 11 Maret, NU berdasarkan rukyat hilal, akhirnya memutuskan puasa pada 12 Maret.
Atau saat lebaran Idul Fitri tahun kemarin yang juga berbeda.
Namun dari pengamatan saya, selalu ada toleransi antara mereka yang Muhammadiyah dengan yang NU di kampung saya tinggal.