Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Penulis

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Toleransi Muhammadiyah dan NU di Desa Lopang

31 Maret 2024   19:53 Diperbarui: 31 Maret 2024   20:01 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi Muhammadiyah dan NU di Desa Lopang
Kegiatan syekher di Lapangan Desa Lopang yang biasa diadakan masyarakat NU, ternyata banyak disukai warga Muhammadiyah. Sumber foto: dokpri

Malam itu adalah malam pertama saya tarawih. Malam pertama juga bagi saya yang setengah tahun lalu pindah ke desa Lopang, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan.

Namun ada yang janggal. Apalagi waktu melihat suami dan sulung saya yang tak jadi tadarus, dan ikut pulang menyusul saya ke rumah.

Tak hanya itu. Saya sadari ternyata bukan hanya musala tempat kami saja yang tak mengadakan tadarus. Tapi juga di masjid dan musala lainnya.

"Kita menghormati yang belum tarawih malam ini," ujar suami.

Sempat saya melongo. Padahal toh selama ini masjid dan musala Muhammadiyah hanya memasang lirih pengeras suara. Tapi tetap saja, mereka malah memilih meniadakan tadarus di malam pertama tarawih waktu itu.

Perbedaan Penetapan Puasa dan Lebaran yang tak Pernah Dipermasalahkan

Bukan hanya sekali dua kali saja perbedaan penetapan puasa atau lebaran antara Muhammadiyah dengan NU. Namun hal tersebut tak pernah menjadi masalah di desa tempat saya tinggal sekarang.

Seperti halnya saat 1 Ramadan di tahun ini. Jika Muhammadiyah memulai puasa pada tanggal 11 Maret, NU berdasarkan rukyat hilal, akhirnya memutuskan puasa pada 12 Maret.

Atau saat lebaran Idul Fitri tahun kemarin yang juga berbeda. 

Namun dari pengamatan saya, selalu ada toleransi antara mereka yang Muhammadiyah dengan yang NU di kampung saya tinggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun