Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Lainnya

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Duel Pasar Digital-Tradisional Jelang Lebaran di Palu

26 Maret 2025   18:15 Diperbarui: 27 Maret 2025   17:07 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duel Pasar Digital-Tradisional Jelang Lebaran di Palu
Suasana pagi di salah satu sudut pasar tradisional, Rabu (26/3) (dokumentasi pribadi)

Tak semua pedagang tradisional menyerah. Di Pasar Tua Bambaru, sekelompok ibu-ibu penjual kue Lebaran seperti Mama Lina justru memanfaatkan WhatsApp dan Facebook. 

"Kami kirim foto kue ke grup RT. Alhamdulillah, pesanan malah melonjak," ujarnya bangga, menunjuk tumpukan nastar dan putri salju yang siap dikirim ke pelanggan. Kolaborasi antara tradisi dan teknologi ini menjadi senjata bertahan yang kian populer. 

Di sisi lain, Rian dan komunitas reseller lokal berusaha menahan gempuran produk murah dari luar daerah dengan tagar #BeliPaluBuatPalu. 

"Agar uang tetap berputar di sini," tegasnya.  

Wakil Wali Kota Palu Imelda Liliana Muhiddin saat membuka pasar murah di Kelurahan Palupi. Senin, 24 Maret 2025. (Humas Pemkot Palu)
Wakil Wali Kota Palu Imelda Liliana Muhiddin saat membuka pasar murah di Kelurahan Palupi. Senin, 24 Maret 2025. (Humas Pemkot Palu)

Pemerintah Kota Palu pun tak tinggal diam. Dinas Perdagangan menggelar Pasar Murah Lebaran dengan harga terkontrol sembari mempromosikan UMKM lewat Instagram. 

Namun, upaya ini justru mempercepat adaptasi digital. Seorang petugas dinas yang enggan disebut namanya mengaku: "Kami adakan pelatihan penggunaan GoFood dan Tokopedia untuk ibu-ibu pedagang." 

Langkah ini ibarat menambal lubang dengan ember: pasar tradisional tetap hidup, tetapi transformasi digital tak terhindarkan.  

Di antara dua kutub ini, muncul fenomena tak terduga: geliat thrifting. Di Pasar Bulili, Jalan Petobo, ratusan "emak-emak" memadati lapak pakaian bekas setiap Senin dan Jumat. 

Harga baju preloved di sini terjangkau, mulai dari Rp5 ribu hingga Rp80 ribu. Devi, 21 tahun, mahasiswa sekaligus penjual online, memanfaatkan momen ini. 

"Saya beli di sini, lalu jual kembali lewat Instagram dengan harga bersaing," ujarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun