Ikrom Zain
Ikrom Zain Tutor

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Semarak Keberagaman Ramadan di Sekolah Dasar, Semarak Menjadikan Bibit Toleransi Kian Mekar

30 Mei 2019   03:00 Diperbarui: 30 Mei 2019   04:28 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semarak Keberagaman Ramadan di Sekolah Dasar, Semarak Menjadikan Bibit Toleransi Kian Mekar
Ilustrasi. - Dokpri

Bulan Ramadan adalah bulan yang ditunggu-tunggu bagi siswa Sekolah Dasar dan guru-gurunya.

Selain jam belajar yang lebih pendek, ada banyak kegiatan yang dilakukan untuk menyambut bulan Ramadan ini. Beberapa tahun terakhir, bulan Ramadan bertepatan dengan jam masuk sekolah. Alias, waktu libur menjelang lebaran yang cukup mepet. Tak heran, lebih banyak waktu yang dihabiskan siswa di sekolah daripada di rumah.

Sebelum bulan puasa tiba, hampir seluruh sekolah mengadakan Kirab Ramadan. Kegiatan ini merupakan kegiatan turun-temurun dan berlangsung sejak dahulu kala. Biasanya, kirab Ramadan dilakukan beberapa hari sebelum puasa pertama atau sebelum libur permulaan puasa.

Kirab Ramadan yang diadakan di sekolah saya dulu berlangsung cukup meriah. Tak hanya diikuti oleh siswa dari sekolah saya, namun juga dari siswa sekolah lain yang masih dalam satu gugus. 

Apa yang ditampilkan dalam kegiatan ini?

Rata-rata, siswa-siswi memakai baju muslim sebagai tanda penghormatan kepada bulan puasa. Namun, tak jarang pula ada yang mengenakan baju daerah sebagai simbol keberagaman. Maklum, tempat saya mengajar dulu merupakan kawasan yang dikenal dengan heterogenitas tinggi. Di sini, ada sebuah Seminari Alkitab Asia Tenggara yang berdampingan dengan beberapa pondok pesantren.

Secara demografi, sebagian besar siswa-siswi (sekitar 70%) merupakan suku Jawa. Sedangkan, sisanya merupakan campuran dari suku Madura, Arab, dan Tionghoa dengan jumlah yang cukup signifikan. Bahkan, beberapa meter dari sekolah saya, terdapat daerah Embong Arab yang merupakan perkampungan Arab terbesar di Kota Malang. Sebagian penduduk daerah tersebut menyekolahkan anaknya di sekolah saya. Jadi, ketika kirab Ramadan berlangsung, siswa-siswa tersebut juga menampilkan baju dari daerah Arab.

Siswa menampilkan baju dari Arab. - Dokpri
Siswa menampilkan baju dari Arab. - Dokpri
Beberapa tahun terakhir, melalui rapat guru-guru, kami lebih sering menampilkan musik patrol sebagai tampilan utama. Alasannya, agar selama perjalanan kirab tidak monoton dan ada semarak yang menarik perhatian khalayak luas. Memang, tujuan kirab Ramadan ini agar masyarakat luas lebih sadar dan semangat dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Kadang, atraksi barongsai juga ditampilkan. - Dokpri
Kadang, atraksi barongsai juga ditampilkan. - Dokpri
Untuk menampilkan musik patrol ini, tak jarang anak-anak berlatih terlebih dahulu lagu-lagu yang akan dibawakan sebagai hiburan dalam kirab. Lagu-lagu yang dibawakan tak jauh dari lagu-lagu religi dan puasa, seperti tombo ati. Tak hanya siswa, para guru juga ikut berlatih musik patrol agar iringan yang mereka bawakan lebih semarak.

Parade musik patrol. - Dokpri
Parade musik patrol. - Dokpri
Dengan banyaknya atraksi yang ditampilkan saat kirab Ramadan ini, menjadi tanda keberagaman yang ada di lingkungam kami. Sejak kecil, siswa-siswi tersebut telah ditanamkan pemahaman bahwa mereka tinggal di daerah yang terdiri dari suku bangsa dan agama. Walau berbeda, namun mereka masih tetap dapat saling menghormati dan menghargai perbedaan itu. Buktinya, hampir tidak ada satupun kasus rasial yang terjadi sejak dahulu kala. Bahkan, dengan adanya semarak kirab Ramadan ini, malah mempererat hubungan antar warga sekolah yang sejatinya berbeda-beda.

Selain kirab Ramadan, biasanya ada pula pentas seni Ramadan yang diadakan di sela-sela kegiatan Pondok Ramadan. Namun, acara ini tak rutin dilakukan karena selain dana yang tersedia tak tentu, kadang jadwal yang mepet dengan ujian semester menjadi kendala. Jika acara ini diselenggarakan, biasanya ditampilkan atraksi tari-tarian, nasyid, fashion show muslim, dan tentunya atraksi band dengan lagu-lagu islami.

Atraksi band islami. - Dokpri
Atraksi band islami. - Dokpri
Pondok Ramadan dan Buka Bersama Menutup Keberagaman Ramadan

Sebelum menjalani libur Idulfitri, kegiatan terakhir yang dilakukan siswa-siswi adalah Pondok Ramadan sekaligus buka bersama. Seperti yang dilakukan oleh sekolah lain, Pondok Ramadan juga menjadi kewajiban. Momen Pondok Ramadan juga mencakup acara buka bersama yang diikuti oleh siswa dan wali murid.

Keikutsertaan wali murid ini dilakukan karena bersamaan dengan acara pelepasan siswa Kelas 6. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara meriah dengan atraksi panggung yang spektakuler. Namun, beberapa waktu terakhir ini, saat momen kelulusan bertepatan dengan bulan suci Ramadan, acara pelepasan siswa-siswi Kelas 6 secara sederhana dilangsungkan saat puasa.

Pelepasan siswa-siswi saat bulan Ramadan. - Dokpri
Pelepasan siswa-siswi saat bulan Ramadan. - Dokpri
Sembari menunggu berbuka puasa, acara dimulai sekitar pukul 4 sore. Tak banyak rangkaian acara yang dilaksanakan selain pembacaan surat kelulusan, pengalungan medali, hingga pengumuman siswa yang mendapat nilai tertinggi.

Buka puasa dan salat tarawih bersama. - Dokpri
Buka puasa dan salat tarawih bersama. - Dokpri
Dengan adanya kegiatan pelepasan siswa yang bertepatan dengan momentum Ramadan, maka semakin memeperteguh hikmah dan kemuliaan bulan ini. Apalagi, pada tahun lalu, nilai tertinggi diraih oleh siswa dari kalangan kurang mampu. Guru-guru banyak yang menitikkan air mata lantaran siswa tersebut juga harus membantu orang tuanya berjualan di pasar.  

Bulan Ramadan bukan halangan sebagai tanda untuk meraih prestasi. Bukan halangan pula untuk meraih mimpi di tengah beragamnya kondisi sosial ekonomi. Jadi, dengan adanya berbagai semarak keberagaman Ramadan di Sekolah Dasar ini, semakin memperteguh nilai keberagaman, toleransi, dan kebersamaan antar manusia dan antar umat beragama.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun