Ilya Ainur
Ilya Ainur Guru

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Retorika Sarung yang Tak Lekang oleh Waktu

14 Mei 2020   22:42 Diperbarui: 14 Mei 2020   22:47 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Retorika Sarung yang Tak Lekang oleh Waktu
Diolah penulis dari Canva

Hari ini temanya tentang sarung. Sempat mikir mau nulis apa tentang sarung. Tapi akhirnya setelah berpikir keras berpikir ke sana kemari. Nemu juga mau nulis apa dengan tema sarung ini. Jadi saya akan membagi tema sarung ini ke dalam beberapa pembahasan. Nah langsung aja yuk. Daripada banyak obrol kesana kemari gak jelas.

Oke yang pertama saya akan bahas dulu mengenai arti dari kata sarung itu sendiri. Menurut beberapa lieratur yang sudah baca dan himpun. Kata sarung itu sendiri berasal dari kata Saroong dalam bahasa inggris. Diartikan bahwa sarung merupakan sebuah pakaian yang berasal dari sepotong kain yang lebar. Yang mana pada bagian kedua ujung kain lebar tersebut terdapat jahitan.

Jika ditelaah sarung bentuknya seperti pipa besar yang menganga namun terbuat dari kain. Selain pengertian di atas sarung sendiri diartikan sebagai kain lebar yang kemudian dikaitkan di pinggang seseorang yang memakainya. Sarung ini merupakan pakaian untuk menutup bagian pinggang hingga bawah.

Kain yang digunakan untuk membuat sarung juga bermacam. Dari kain yang biasa saja. Sampai ke kain sutera. Biasanya sarung-sarung dengan kain biasa digunakan saat santai di rumah.

Nah sarung yang bahan kainnya sutera biasanya akan digunakan orang-orang untuk mengisi waktu-waktu seremonial. Seperti acara-acara besar pengajian, pernikahan, acara kebangsaan dan lainnya masih banyak lagi.

Nah setelah membahas arti dari sarung. Sekarang saatnya kita akan bahas retorika atau sejarah panjang tentang sarung. Ternyata sarung adalah pakaian yang berasal dari sebuah komunitas para pelaut yang berada di Semenanjung Malaya dekat Sumatera dan Jawa.

Menurut beberapa ahli, akhirnya sarung diperkenalkan menjadi lebih luas. Hingga di pulau Madura dan hampir seluruh pantai yang ada di utara Jawa. Hingga pada akhir abad ke 19 ada seorang pengamat yang kemudian mencatat ketiadaan sarung di pedalaman Jawa.

Seperti yang kita ketahui bahwa saat zaman dulu. Ada Muslim India yang masuk ke perairan Indonesia. Yang waktu itu sedang menyebarkan agama Islam di pantai Indonesia. Nah diduga besar bahwa awalnya sarung muncul saat peristiwa penyebaran islam itu terjadi.

Lalu ada satu cerita unik tentang sarung saat masa penjajahan terjadi. Jadi dulu ada seorang pejuang islam dan juga merupakan tokoh penting di Nahdatul Ulama bernama KH Abdul Wahab. Nah dulu pada zaman penjajahan itu beliau dipanggil oleh Soekarno sebagai tamu kpresidenan ke istana.

Nah beliau sudah memakai stelan jas. Karena kan kalo ke istana dan mengingat yang mengundang presiden tentu harus memakai jas. Tapi KH Abdul Wahab memakai jas dan bawahannya memakai sarung. Saat ditanya kenapa beliau memakai sarung. Beliau menjawab sembari tersenyum ini identitas saya. Saya bangga memakai sarung.

Oke dua hal tentang arti dari sarung, asal usul dan sejarah sarung, cerita unik tentang sarung dan kini saya mau membagikan kisah saya sendiri mengenai sarung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun