I Made Dwija Putra
I Made Dwija Putra Full Time Blogger

I'm a Journalist and SEO Content Writer with 3 years experience. Write about tech, lifestyle, education, games, automotive, blogging and gatget.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Mengapa Halal Bihalal Menjadi Tradisi Lebaran yang Unik dan Bermakna?

24 Maret 2023   17:42 Diperbarui: 24 Maret 2023   17:44 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Halal Bihalal Menjadi Tradisi Lebaran yang Unik dan Bermakna?
Source gambar @rumah.com

Lebaran atau Idul Fitri adalah hari raya umat Islam yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadan.

Pada hari ini, umat Islam merayakan kemenangan atas hawa nafsu dan syetan dengan melakukan sholat Id, membayar zakat fitrah, mengenakan pakaian baru, dan bersilaturahmi dengan keluarga, saudara, tetangga, teman, dan masyarakat.

Salah satu tradisi yang berkembang di Indonesia dalam rangka silaturahmi pasca Lebaran adalah halal bihalal.

Halal bihalal adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab yang berarti saling memaafkan.

Istilah ini dipopulerkan oleh KH Abdul Wahab Hasbullah, salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU), pada tahun 1948 sebagai upaya untuk menyatukan bangsa Indonesia yang saat itu sedang menghadapi ancaman disintegrasi akibat pemberontakan DI/TII dan PKI.

Dengan mengadakan halal bihalal, diharapkan para tokoh politik dan masyarakat bisa saling berdamai dan bersatu demi kepentingan nasional.

Halal bihalal memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam.

Selain sebagai wujud rasa syukur atas nikmat Allah SWT, halal bihalal juga merupakan bentuk penghormatan kepada sesama manusia dalam bingkai silaturahmi.

Dengan saling memaafkan, kita bisa membersihkan hati dari segala dendam, iri, dengki, sombong, dan sifat buruk lainnya.

Dengan begitu, kita bisa menjalin hubungan yang harmonis dan damai dengan sesama.

Halal bihalal juga memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan sosial.

Dengan halal bihalal, kita bisa menjaga tali persaudaraan dan kebersamaan dengan orang-orang di sekitar kita.

Kita bisa saling mengenal, menyapa, bertegur sapa, berbagi cerita, memberi nasihat, menasehati secara baik-baik, memberi bantuan jika ada yang membutuhkan, dan saling mendoakan kebaikan.

Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

Artinya: "Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturahmi." (HR Bukhari).

Halal bihalal juga merupakan sarana untuk merefleksikan diri atas segala kesalahan dan kekurangan yang telah kita perbuat selama satu tahun terakhir.

Kita bisa meminta maaf secara langsung atau melalui media sosial kepada orang-orang yang mungkin telah kita sakiti atau khianati dengan ucapan atau perbuatan kita.

Kita juga harus bersedia memaafkan orang-orang yang mungkin telah menyakiti atau mengkhianati kita dengan ikhlas tanpa pamrih. Dengan begitu, kita bisa memulai lembaran baru dengan hati yang bersih dan jiwa yang tenang.

Halal bihalal adalah tradisi Lebaran yang unik dan bermakna bagi umat Islam di Indonesia.

Tradisi ini tidak hanya menunjukkan identitas budaya kita yang kaya dan toleran, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai Islam yang luhur dan mulia.

Dengan halal bihalal, kita bisa meningkatkan kualitas iman kita sebagai hamba Allah SWT yang taat dan bertakwa.

Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita semua dengan rahmat dan hidayah-Nya. Aamiin.

Cara Melakukan Halal Bihalal

Halal bihalal biasanya dilakukan setelah sholat Id atau pada hari-hari berikutnya di bulan Syawal.


Halal bihalal bisa dilakukan secara individu maupun kelompok, baik di rumah, masjid, kantor, sekolah, atau tempat lainnya.

Halal bihalal juga bisa dilakukan secara langsung maupun virtual melalui media sosial atau aplikasi komunikasi.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk melakukan halal bihalal:

1. Menyiapkan diri secara fisik dan mental

Kita harus memastikan bahwa kita dalam keadaan sehat dan bersih.

Kita juga harus menyiapkan hati dan niat yang baik untuk saling memaafkan dan bersilaturahmi dengan sesama.

2. Menghubungi orang-orang yang ingin kita halal bihalalin

Kita bisa mengirim pesan singkat atau telepon untuk mengajak mereka bertemu atau berkomunikasi secara virtual.

Kita harus menghormati waktu dan kesibukan mereka serta menentukan waktu yang tepat dan nyaman bagi kedua belah pihak.

3. Menyampaikan permohonan maaf secara sopan dan tulus

Kita bisa mengucapkan salam dan basmalah terlebih dahulu sebelum menyampaikan permohonan maaf kita.

Kita harus mengakui kesalahan dan kekurangan kita tanpa beralasan atau menyalahkan orang lain.

Kita juga harus menyebutkan hal-hal spesifik yang mungkin telah kita lakukan yang menyakiti atau mengganggu mereka.

4. Menerima permintaan maaf secara ikhlas dan lapang dada

Kita harus mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh orang-orang yang meminta maaf kepada kita.

Kita harus menghindari sikap sombong, marah, dendam, atau curiga terhadap mereka.

Kita harus mengucapkan kata-kata yang menenangkan dan menyemangati mereka serta memberikan maaf tanpa syarat.

5. Bersalaman atau berpelukan dengan penuh kasih sayang

Kita bisa menunjukkan rasa hormat dan cinta kita kepada orang-orang yang kita halal bihalali dengan bersalaman atau berpelukan sesuai dengan adab dan norma yang berlaku

Kita bisa mengucapkan selamat Idul Fitri atau ucapan lain yang sesuai dengan situasi.

6. Berbincang-bincang secara santai dan hangat

Setelah saling memaafkan, kita bisa berbincang-bincang dengan orang-orang yang kita halal bihalali tentang hal-hal ringan atau penting yang berkaitan dengan kehidupan kita masing-masing

Kita bisa saling bertukar informasi, pengalaman, cerita, nasihat, doa, atau dukungan.

7. Mengakhiri halal bihalal dengan baik dan sopan

Setelah berbincang-bincang cukup lama, kita bisa mengakhiri halal bihalal dengan cara yang baik dan sopan.

Kita bisa mengucapkan terima kasih atas waktu dan perhatian mereka serta berpamitan dengan hormat.

Kita juga bisa memberikan hadiah atau bingkisan sebagai tanda persahabatan dan kepedulian kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun