Imam Mahmudi
Imam Mahmudi Konsultan

Traveler, lifelong learner, pengamat lini masa dan seorang bapak muda 😁 Yuk saling follow!

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Kenangan Manis Masa Kecil: Bermain Permainan Tradisonal di Bulan Ramadan

2 April 2023   06:08 Diperbarui: 2 April 2023   06:34 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan Manis Masa Kecil: Bermain Permainan Tradisonal di Bulan Ramadan
Foto: Permainan Tradisional / Tribun Jabar

Ramadan selalu menjadi momen yang penuh makna bagi umat muslim. Selain menjalankan ibadah puasa, ada banyak hal yang selalu dinanti-nanti, terutama bagi anak-anak. Salah satu yang tak kalah seru adalah permainan tradisional yang sering dimainkan saat bulan Ramadan di masa kecil.

Permainan tradisional ini biasanya dimainkan saat waktu berbuka puasa hingga menjelang waktu sahur. Kegiatan ini biasanya dilakukan di pelataran masjid atau di halaman rumah. Selain menyenangkan, permainan tradisional ini juga menjadi ajang silaturahmi antara anak-anak di lingkungan sekitar.

Salah satu permainan tradisional yang paling populer di bulan Ramadan adalah lompat tali. Permainan ini memang sederhana, tapi cukup menantang dan memacu adrenalin. Tidak jarang anak-anak berlomba-lomba untuk bisa melompati tali yang diayunkan dengan ritme cepat. Ada yang bisa melompat lebih dari 10 kali, ada juga yang hanya berhasil melompat satu atau dua kali saja.

Selain lompat tali, masih banyak permainan tradisional lainnya yang sering dimainkan di bulan Ramadan. Salah satunya adalah congklak. Permainan yang satu ini memang lebih tenang dibandingkan lompat tali, namun tidak kalah seru. Di masa kecil, saya sering memainkan congklak dengan teman-teman di lingkungan sekitar.

Permainan congklak membutuhkan papan khusus yang terdiri dari 2 baris lubang kecil dan beberapa biji kacang. Cara mainnya cukup mudah, pemain harus memindahkan biji kacang dari satu lubang ke lubang lainnya hingga akhirnya biji kacang tersebut berada di lubang yang kosong. Pemain yang berhasil mengambil biji kacang terakhir dari lubang yang paling dekat dengan lawannya, akan menjadi pemenang.

Selain lompat tali dan congklak, masih banyak permainan tradisional lainnya yang biasa dimainkan di bulan Ramadan, seperti gobak sodor, engklek, egrang, dan masih banyak lagi. Setiap permainan memiliki aturan dan cara main yang berbeda-beda, namun semuanya sangat menyenangkan dan bisa mengusir rasa bosan saat menunggu waktu berbuka puasa.

Permainan tradisional di bulan Ramadan juga memiliki nilai-nilai yang sangat baik untuk dibangun pada anak-anak. Selain membangun kerjasama dan silaturahmi, permainan tradisional juga mengajarkan anak-anak untuk bersabar, berusaha, dan berkompetisi dengan sehat. Anak-anak juga diajarkan untuk menghormati aturan main dan menghargai lawan main.

Namun, sayangnya permainan tradisional ini semakin sulit ditemukan di era modern seperti sekarang. Kehadiran permainan digital membuat anak-anak lebih memilih menghabiskan waktu dengan bermain game di gadget atau mengakses media sosial, daripada bermain bersama teman-teman di luar rumah. Padahal, permainan tradisional ini memiliki nilai-nilai positif yang sangat penting dibangun pada anak-anak, sehingga perlu kita lestarikan agar tidak hilang begitu saja dari budaya kita.

Kita dapat mengajak anak-anak untuk bermain permainan tradisional di bulan Ramadan, baik itu di lingkungan sekitar atau di tempat-tempat tertentu yang disediakan khusus untuk bermain. Kita juga bisa mengadakan turnamen atau perlombaan permainan tradisional untuk mengasah kemampuan anak-anak dalam bermain.

Selain itu, orang tua dan keluarga juga perlu memberikan dukungan kepada anak-anak untuk lebih mengenal dan mencintai permainan tradisional. Dengan memberikan contoh positif dan terus mengajak anak-anak untuk bermain permainan tradisional, diharapkan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tersebut bisa lebih terinternalisasi dalam diri anak-anak.

Permainan tradisional di bulan Ramadan bukan hanya sekadar mengisi waktu luang atau hiburan semata, tetapi juga menjadi bagian dari upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya kita. Oleh karena itu, mari kita kembali mengenang permainan-permainan tradisional yang pernah kita mainkan di masa kecil dan mengajarkan pada anak-anak untuk mencintai dan melestarikannya.

Permainan tradisional yang sering dimainkan saat bulan Ramadan di masa kecil merupakan salah satu kenangan manis yang tak terlupakan. Bermain permainan tradisional bukan hanya menyenangkan, tetapi juga membangun karakter dan nilai-nilai positif pada anak-anak. Kita perlu melestarikan permainan tradisional ini agar bisa tetap hidup dan menjadi bagian dari warisan budaya yang berharga. Mari ajak anak-anak untuk bermain permainan tradisional di bulan Ramadan dan lestarikan tradisi bermain permainan tradisional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun