Ketupat Sebagai Lambang Pengendalian Nafsu
Janur konon diserap dari bahasa Arab, ja`a nur yang berarti telah datang cahaya. Janur dalam bahasa Jawa juga dimaknai sebagai jatining nur (hati nurani). Janur dirangkai dengan cara dianyam. Anyaman janur menggambarkan kompleksitas atau keragaman masyarakat yang harus direkatkan dengan silaturrahim. Bentuk anyaman janur memiliki empat sudut yang menggambarkan mata angin dan salah satunya menjadi arah kiblat.
Janur yang sudah dirangkai menjadi wadah kemudian diisi beras, lalu dimasak. Beras merupakan bahan makanan pokok yang menjadi salah satu kebutuhan primer manusia. Kebutuhan ini tidak terlepas dari pengaruh nafsu. Dengan demikian, isi ketupat menggambarkan nafsu duniawi.
Dari isi dan kemasannya, ketupat secara keseluruhan melambangkan nafsu duniawi yang dikendalikan oleh hati nurani. Setelah berpuasa selama satu bulan, manusia seharusnya bisa mengendalikan hawa nafsunya. Jika berhasil, dia akan betul-betul kembali kepada fitrahnya, seperti bayi yang baru lahir tanpa dosa.