Imam Mashudi Latif
Imam Mashudi Latif Dosen

Menyukai bacaan-bacaan ringan untuk dikembangkan sebagai ide tulisan.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ketupat Sebagai Lambang Pengendalian Nafsu

11 April 2024   09:00 Diperbarui: 11 April 2024   14:24 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketupat Sebagai Lambang Pengendalian Nafsu
Ketupat (detik.com)

Janur konon diserap dari bahasa Arab, ja`a nur yang berarti telah datang cahaya. Janur dalam bahasa Jawa juga dimaknai sebagai jatining nur (hati nurani). Janur dirangkai dengan cara dianyam. Anyaman janur menggambarkan kompleksitas atau keragaman masyarakat yang harus direkatkan dengan silaturrahim. Bentuk anyaman janur memiliki empat sudut yang menggambarkan mata angin dan salah satunya menjadi arah kiblat. 

Janur yang sudah dirangkai menjadi wadah kemudian diisi beras, lalu dimasak. Beras merupakan bahan makanan pokok yang menjadi salah satu kebutuhan primer manusia. Kebutuhan ini tidak terlepas dari pengaruh nafsu. Dengan demikian, isi ketupat menggambarkan nafsu duniawi. 

Dari isi dan kemasannya, ketupat secara keseluruhan melambangkan nafsu duniawi yang dikendalikan oleh hati nurani. Setelah berpuasa selama satu bulan, manusia seharusnya bisa mengendalikan hawa nafsunya. Jika berhasil, dia akan betul-betul kembali kepada fitrahnya, seperti bayi yang baru lahir tanpa dosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun