Maafkan Jika Diri Hanya Mengenal Allah SWT di Bulan Ramadhan Saja
Namun kini pasca bulan Ramadhan menginjak bulan Syawal suasana itu sirna tidak terlihat lagi kemanakah aromanya yang dulu wanginya menghiasi berbagai tempat , kemana suara merdu tilawah yang bulan lalu sempat menggema di Masjid dan Musholla akan kah kitab suci Al-Qur'an sebagai pedoman umat Islam kembali ditutup lalu disimpan rapi dimasukan kedalam laci lemari untuk dibuka kembali saat bulan Ramadhan yang akan datang seolah ada jaminan untuk bertemu kembali, kemanakah mereka yang dahulu meramaikan sholat berjamaah wajib maupun sunnah di masjid sampai ber shaf-shaf bahkan berjejal-jejal memenuhi hingga kebelakang Masjid seolah tidak ada ruang lagi untuk menampung jamaah , kemanakah mereka yang dahulu rajin memberikan sedekah baik dimasjid atau ditempat lainnya yang tangannya begitu ringan untuk membantu fakir miskin , kemanakah mereka yang bulan lalu rajin qiyamullail, yang rajin sholat sunnah rawatib di masjid, yang rajin sholat sunnah dhuha atau jangan-jangan kita sudah mulai kehilangan nuansa aroma kelezatan syurgawi yang sempat meramaikan dibulan suci Ramadhan kini pelitanya sudah meredu , semakin menambah keyakinan bahwa Ramadhan hanya digunakan momentum sesaat untuk mengenal Allah SWT dan setelah Ramadhan berniat untuk kembali kehabitat dengan melupakan Allah sebagai penciptanya. Mereka telah pergi entah kemana sampai-sampai seorang ulama besar sekelas Imam Ahmad Bin Hambal harus mengingatkan "bahwa seburuk buruk manusia atau orang adalah yang hanya mengenal Allah di bulan Romadhan", bahkan Ibnu Taimiyah menguatkan dengan perkataan, "Barang siapa bertekad meninggalkan maksiat di bulan Ramadhan saja, tanpa bertekad di bulan lainnya, maka ia bukan seorang yang bertaubat secara mutlak, akan tetapi ia hanyalah sekedar orang yang meninggalkan perbuatan maksiat di bulan Ramadlaan"[Al-Majmu' Al-Fatawa 10/743] namun diluar bulan Ramadhan seolah mereka sudah sudah tidak lagi mengenal nama Allah SWT bahkan lebih tragis kembali kepada kubangan lumpur keruh yang membunuh kejernihan hati, sehingga getaran kamaksiatan tidak dipandang sebagai suatu kesalahan karena membungkam kelembutan hatinya
Bercermin kondisi tersebut diatas wajar kalau kita diingatkan oleh sebuah nasihat "Kun Rabbaniyyan wala takun Ramadhaniyyan" jadilah kalian sebagai hamba Allah SWT jangan jadi hamba Ramadhan" ini sebuah alarm dini pesannya sangat jelas mengingatkan kepada kita untuk tidak menjadi sebagai hamba Ramadhan kenapa ? Karena kalau hanya menjadi hamba Ramadhan maka aktifitas kebaikannya hanya terlihat semaraknya saat bulan Ramadhan saja setelahnya sudah jarang terlihat untuk menyemai kebaikan, padahal seharusnya jelajah spiritual senantiasa semaraknya tidak hanya terlihat hanya dibulan Ramadhan saja tetapi di sebelas bulan kedepan seharusnya spirit pelita Ramadhan cahanya harus tetap menyala sebagai pembuktian bahwa kita tidak termasuk hamba Ramadhan tetapi hamba Allah SWT yang senantiasa merunduk tawadhu' di titik keta'atan disepanjang masa.......
Demikian Wallhu A'lamu
Sabtu, 20 April 2024
Kreator: Inay thea Cileungsi-Bogor