Indah Gayatri
Indah Gayatri Freelancer

Rayakan Perbedaan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Adakah Masjid yang Ramah untuk Semua Orang?

23 April 2021   19:49 Diperbarui: 23 April 2021   19:53 4045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adakah Masjid yang Ramah untuk Semua Orang?
Ilustrasi jamaah beribadah di dalam masjid. (Credit: Rifky Nur Setyadi/Unplash)

Kata ibunya, masjid adalah sebaik-sebaiknya tempat istirahat, sebelum kita benar-benar kembali kepada-Nya.

Namun, ketika Arul (nama tokoh anak muda itu) mencari masjid untuk singgah selalu tidak bisa. Sebabnya, karena pagar atau pintu masjidnya selalu terkunci.

Dia pun berkeliling ke banyak masjid yang terlihat mentereng tetapi sama saja. Tak bisa untuk beristirahat, apalagi menginap bagi orang asing.

Hingga dia bertanya ke warga, dan diberitahu ada satu mushola yang bisa disinggahi. Ia pun bergegas ke sana, dan ditemuinya Mushola Baiturrahman.

Benar! Di sana mushola yang tidak begitu bagus ini pintunya tidak terkunci. Dia pun tidur di sana.

Namun tak lama kemudian dia dibangunkan oleh seseorang. Arul pun kaget karena dikira disuruh pindah. Ia pun mengomel tak karuan.

Ternyata, dugaannya salah. Orang yang bertampang seram dengan rambut gondrong itu tidak memintanya pergi, tetapi hanya memintanya pindah. Musababnya, tempat yang digunakan tidur oleh Arul tadi atapnya sudah lapuk. Takutnya justru akan menimpa Arul ketika ada angin besar.

Meski adegan di atas terkesan singkat, tetapi memiliki pesan yang kuat. Setidaknya bagi saya. Ia tepat memotret fenomena sosial terkait susahnya mencari masjid yang ramah bagi musafir dan paradoks fungsi masjid selama ini.

Paradoks itu terlihat ketika masjid-masjid yang terlihat mentereng justru sangat ekslusif dan menjauhi umatnya, tetapi sebaliknya mushola yang terkesan reyot dan sederhana itu justru benar-benar mengamalkan asma Tuhan, yakni Baiturrahman atau Rumah Sang Maha Pengasih.

Mushola yang reyot justru bisa disinggahi oleh siapa saja. Pun memberikan ruang dan kesempatan untuk semua orang tanpa memandang latar belakangnya. Bukankah itu sebagaimana salah satu asma Allah, Ya Rahman?

Banyak hikmah lain yang bisa kita pelajari dari episode perdana Atap Padang Mahsyar ini. Pun ceritanya juga menjejak dengan keseharian kita. Sebagaimana diklaim sutradaranya, M. Dedy Vansophi, bahwa kisah ringan penuh hikmah ini memang diangkat dari cerita jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun