Outfit Taraweh, Bersih dan Menutup Aurat
Bulan Ramadan bulan penuh kemuliaan, saat orang berlomba-lomba menambah ibadahnya demi janji pahala yang berlipat ganda.
Salah satu jalan untuk beribadah di bulan suci adalah rutin mengikuti salat taraweh dengan berjamaah di masjid.
Soal taraweh di masjid ini untuk kaum perempuan masih menjadi perdebatan. Ada yang memegang teguh ajaran bahwa salat yang paling utama bagi perempuan adalah di rumah, ada pula yang beranggapan bagus juga salat di masjid karena akan mendapat keberkahan salat berjamaah dan pahala berdiam di masjid.
Kalau menurut hemat saya, selama perjalanan menuju masjid tidak berbahaya, lalu fokus memang niat untuk beribadah, dan usai ibadah langsung ngibrit pulang, ya nggak papa salat taraweh di masjid. Bagi perempuan bersuami, tentu saja semua tergantung suaminya apa mau salat taraweh di rumah atau di masjid. Kalau suami mengizinkan taraweh di masjid yaa, hayuk ... berangkat bareng suami atuh ... biar makin cinta.
Saya sendiri selama Ramadan mengusahakan untuk salat di masjid, karena suami tidak melarang dan justru menganjurkan. Suami senang kalau kami sekeluarga pergi bersama-sama ke masjid.
Sebenarnya ada masjid di dekat rumah yang bisa dicapai dengan berjalan kaki, namun suami lebih memilih masjid yang agak jauh dengan berbagai pertimbangan. Otomatis kami naik kendaraan ke sana.
Karena salat di masjid, tentu saja outfit taraweh ini perlu diperhatikan dengan baik. Selama ini saya sebenarnya tidak terlalu memperhatikan outfit taraweh. Yang penting bajunya bersih dan menutup aurat.
Sewaktu masih di Jawa dulu, jika ke masjid saya akan memakai pakaian biasa lalu mukena dilipat dan dimasukkan ke dalam tas kecil. Kalau di Makassar lain lagi karena orang biasanya langsung memakai mukena dari rumah.
Saya juga ketularan kebiasaan ini. Kalau pergi taraweh atau salat ied, mukena sudah dikenakan sejak dari rumah. Jadi apapun pakaian di dalamnya, di luar tetap rapi, bersih dan indah memakai mukena. Saya juga menambahkan kauskaki sebagai pelengkap outfit. Kaus kaki membuat hati tenang jika misalnya mukena tersingkap, kaki masih aman karena terbalut kaus kaki.
Untuk alas kakinya, saya memakai sandal jepit, tapi kadang juga sandal cantik - sandal untuk bepergian. Saya membawa tas goodiebag sebagai tempat Qur'an dan sajadah.
Karena mukena sudah dipakai dari rumah, kadang jika sepulang taraweh kami singgah di toko, maka tetap mengenakan mukena. Orang pakai mukena lagi belanja di alfamart/indomaret merupakan pemandangan yang biasa di kota kami.
Begitulah cerita saya tentang outfit taraweh. Yang perlu diperhatikan dalam memakai outfit mukena ini adalah rutin menggantinya setiap 3 - 4 hari sekali. Atau jika sekiranya dirasakan sudah kotor, tidak ada salahnya langsung ganti. Jangan sampai kita beribadah di masjid bareng dengan banyak orang, eeeh ... oufit kita bikin orang bersin-bersin karena belum diganti-ganti selama beberapa hari. Salam.**