Bendungan Dempok Malang, Alternatif Wisata Kuliner Nusantara untuk Libur Lebaran Bersama Keluarga
Tiba di tempat, papa saya yang kecapaian setelah menyetir, memilih untuk duduk leyeh-leyeh di salah satu gazebo milik Warung Kuning, sehingga urusan beli ikan diserahkan pada kami bertiga. Sayapun menawar ikan. Kami hanya membeli dua keranjang ikan mujahir segar dan satu keranjang udang lobster air tawar. Mujahirnya harga Rp55.000 dan udangnya harga Rp105.000. Total keluar uang Rp160.000 sudah dibersihkan ikan dan udangnya.
Ikan dan udang tersebut langsung saya bawa ke Warung Kuning dan saya memesan masakan pada ibu pemilik warung.
"Tolong mujahirnya digoreng saja, Bu."
"Lalu udangnya diapakan, Mbak?"
Saya bingung, lalu si ibu menawarkan alternatif.
"Bagaimana kalau lima ekor udang digoreng dan yang sepuluh dimasak asam manis?"
"Baik, Bu. Setuju!" ucap saya.
Memenuhi instruksi papa, saya juga memesan degan alias kelapa muda utuh yang minta dibubuhi sirup gula agar manis. Mama minta sayur tapi rupanya kosong, sehingga sayurnya hanya berupa lalapan dan terung goreng yang dipenyet sambel. Oke, deal.
Kamipun duduk di gazebo menunggu pesanan siap sambil berbincang. Tak lama hidangan datang diawali dengan degan, nasi pulen hangat, udang goreng, udang asam manis, dan mujahir goreng bersama sambal dan lalapan.
Tak menunggu lama, kami segera menyerbu hidangan setelah sebelumnya cuci tangan. Hmm, rasa udangnya begitu manis dan segar. Daging mujahirnya pun terasa gurih dan ada manis-manisnya. Khas hidangan ikan dan udang yang masih segar baru diambil dari genangan air bendungan.
Content Competition Selengkapnya
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!